video edukatif : https://www.youtube.com/watch?v=4ikN6cnYs2s&t=44s
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Topik :Penanganan Nyeri Pada Rematik
Dengan Latihan Streching
Sasaran :Masyarakat yang
mengalami penyakit rheumatoid artritis
Tempat :
Hari/
Tanggal:
Waktu :
Penyuluh :
A. Latar Belakang Masalah
Arthritis
rheumatoid adalah penyakit autoimun yang disebabkan karena adanya peradangan
atau inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan sendi dan nyeri. Nyeri dapat
muncul apabila adanya suatu rangsangan yang mengenai reseptor nyeri. Penyebab
arthritis rheumatoid belum diketahui secara pasti, biasanya hanya kombinasi
dari genetic, lingkungan, hormonal, dan faktor system reproduksi. Namun faktor
pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus
(Yuliati, et.a., 2013)
Jumlah
penderita rheumatoid artritis didunia saat ini telah mencapai angka 355 juta
jiwa, artinya 1 dari 6 penduduk bumi menderita penyakit rheumatoid arthritis
(WHO 2010). Di Indonesia prevalensi rheumatoid arthritis 23,3%- 31,6% dari
jumlah penduduk Indonesia. Pada tahun 2007 lalu, jumlah pasien ini mencapai 2
juta orang, dengan perbandingan pasien wanita tiga kali lebih banyak dari pria.
Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih
dari 25% akan mengalami kelumpuhan (Zen, 2010).
Di
Indonesia menunjukkan banyak terjadinya penyakit tulang rawan sendi pada lutut,
dimana populasi osteoatritis meningkat 40% – 60% diatas usia 45 tahun, dimana
mulai terjadi proses degenerasi pada rawan sendi. Persentase ini bertambah
mencapai 85% pada usia 75 tahun. Pada tahun 2008 penyakit rheumatoid artritis
termasuk penyakit sepuluh besar di Sumatera Barat, jumlah penderita rheumatoid
artritis sebanyak 7,5% dari 4.555.810 jiwa penduduk (DinKes SUMBAR, 2010).
Jumlah
penduduk yang bertambah dan usia harapan hidup lansia akan menimbulkan berbagai
masalah antara lain masalah kesehatan, psikologis, dan sosial ekonomi.
Permasalahan pada lansia sebagian besar adalah masalah kesehatan akibat proses
penuaan, ditambah permasalahan lain seperti masalah keuangan, kesepian, merasa
tidak berguna, dan tidak produktif. Penduduk lansia pada umumnya banyak
mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua (Aging) dengan
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang saling
berinteraksi. Permasalahan yang berkembang memiliki keterkaitan dengan
perubahan kondisi fisik yang menyertai lansia. Perubahan kondisi fisik pada
lansia diantaranya adalah menurunnya kemampuan muskuloskeletal kearah yang
lebih buruk (Nugroho, 2010)
Banyak
orang menganggap sepele rheumatoid arthitis dan menganggap penyakit itu sebagai
radang sendi biasa, sehingga mereka terlambat melakukan pengobatan. Rheumatoid
Artritis tidak boleh diabaikan karena termasuk kategori penyakit autoimun.
Penyakit autoimun tersebut bersifat progresif yang bisa menyerang fungsi organ
tubuh lainnya dalam waktu yang cepat. Penyakit autoimun ini ditandai dengan
peradangan kronis pada sendi tangan dan kaki yang disertai dengan gejala
anemia, kelelahan, dan depresi. Peradangan ini menyebabkan nyeri sendi,
kekakuan, dan pembengkakan yang menyebabkan hilangnya fungsi sendi karena
kerusakan tulang yang berujung pada kecacatan progresif. Dalam waktu dua hingga
lima tahun, jari penderita bisa bengkok-bengkok. Penyakit ini bisa menyerang
organ tubuh lainnya di antaranya jantung, mata, dan paru-paru. Bukan hanya
penyakit persendian, tetapi bisa menurunkan fungsi organ tubuh lainnya sehingga
dalam waktu sepuluh tahun, pasien harus dibantu orang lain dalam aktivitas
sehari-hari (Sasetyo, 2013).
Upaya
untuk mengatasi nyeri sendi pada lansia, dapat dilakukan dengan farmakologi
maupun nonfarmakologi. Salah satu terapi Snon-farmakologi dapat dilakukan
latihan stretching.
Stretching
merupakan suatu aktivitas meregangkan otot untuk meningkatkan fleksibilitas
otot dan jangkauan gerakan persendian. The Crossfit Journal Article (2006)
mengemukakan bahwa stretching sangat efektif dilakukan untuk meningkatkan
fleksibilitas otot dan sendi sehingga dapat memberikan efek penurunan atau
hilangnya rasa nyeri sendi pada lansia. Latihan ini juga dapat meningkatkan
aliran darah, juga memperkuat tulang.
B. Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang
rheumatoid artritis dan penanganan nyeri rheumatoid artritis dengan cara
stretching.
2.
Tujuan
Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu :
a. Memahami pengertianrheumatoid artritis
b. Memahami tanda dan gelaja rheumatoid artritis
c. Memahami penyebab rheumatoid
artritis
d. Memahami pencegahan rheumatoid artritis
e. Memahami penanganan nyeri rheumatoid artritis dengan stretching.
C. Materi
Terlampir
D. Pelaksanaan Kegiatan
1.
Topik
Penanganan rheumatoid artritis dengan latihan streching
2.
Sasaran/Target
a. Sasaran
: Penderita yang mengalami rheumatoid artritis (??? peserta)
b. Target
: Penderita hipertensi yang mengalami rheumatoid artritis
di RW 10
3.
Metode
a. Ceramah
& Modelling
b. Tanya
Jawab
c. Diskusi
4.
Media
dan Alat
a. Proyektor
b. Laptop
c. Slide
Presentasi
d. Leaflet
5.
Waktu
dan Tempat
Hari/ Tanggal :
Jum’at, 12 Oktober 2018
Tempat :
Jam :
08:00 s/d 08.30 WIB
Waktu :
30 Menit
6.
Pengorganisasian
a. Moderator :
b. Pemateri :
c. Observer :
d. Fasilitator :
Rincian
deskripsi tugas:
a.
Peran
Moderator
· Membuka
dan menutup acara.
· Memperkenalkan
diri
· Menetapkan
tata tertib acara penyuluhan.
· Menjelaskan
tujuan dan topik penyuluhan.
· Menjelaskan
kontrak waktu.
· Menjelaskan
kontrak bahasa
· Menjaga kelancaran
acara.
· Memimpin
diskusi.
b. Peran
Pemateri
· Menyajikan
materi penyuluhan
· Menjawab pertanyaan dari peserta
c. Peran
Observer
· Mengamati
jalannya kegiatan.
· Mengevaluasi
kegiatan.
· Mencatat
prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
d. Peran
Fasilitator
· Memfasilitasi lancarnya kegiatan penyuluhan
· Bersama
moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi penyuluhan
· Memotivasi
peserta kegiatan dalam bertanya
7.
Setting
Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
8.
Kegiatan
Penyuluhan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Audiens
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan
topik dan tujuan penyuluhan.
- Menjelaskan kontrak
waktu
|
- Menjawab salam
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
|
2.
|
40 menit
|
Pelaksanaan
- Menggali pengetahuan
peserta tentang rheumatoid artritis
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Menjelaskan
pengetahuan peserta tentang rheumatoid artritis
- Menggali pengetahuan
pesertapenyebab rheumatoid artritis
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Menyebutkan
penyebab rheumatoid artritis
- Menggali pengetahuan
peserta tentang tanda dan gejala rheumatoid artritis
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Menyebutkantanda dan gejala
rheumatoid artritis
- Menggali
pengetahuan peserta tentang pencegahan dan penanganan rheumatoid artritis
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Menjelaskan pencegahan
dan penanganan rheumatoid arthritis
- Menjelaskan
tentang latihan strehing
- Mencontohkan
latihan streching
- Memberikan
kesampatan kepada peserta untuk mecobakan latihan streching
- Menggali informasi
tentang yang di ketahui peserta penyuluhan
- Tanya jawab
|
- Mengungkapkan
pendapat
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mengungkapkan
pendapat
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mengungkapkan
pendapat
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mengungkapkan
pendapat
- Mendengarkan dan
memperhatikan
-
Mendengarkan dan memperhatikan
- Mempraktekkan
- Audiens
ikut serta dalam mempraktekkan
- Menyampaikan
pengetahuan yang telah di dapat
- Bertanya
|
3.
|
15 menit
|
Penutup
- Bersama klien
menyimpulkan materi penyuluhan.
- Melakukan evaluasi
- Menutup penyuluhan dan
memberikan salam
|
- Bersama mahasiswa
menyimpulkan materi penyuluhan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab salam
|
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a.
Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah
direncanakan
b.
Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c.
Pre Planning telah disetujui
d.
75% audien menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi proses
a.
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b.
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c.
75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75%
audien :
a. Audien
mampu menyebutkan pengertianrheumatoid artritis
b. Audien
mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab rheumatoid artritis
c. Audien
mampu menyebutkan 3 dari 6 tanda dan gejala rheumatoid artritis
d. Audien
mampu menyebutkan
pencegahan rheumatoid artritis
e. Audien mampu mampu menyebutkan
penanganan rheumatoid arthritis
f. Audien mampu mempraktekkan latihan stretching.
A.
Pengertian Rheumatoid Artritis
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom
Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup
banyak namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan
para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagaikeluhan
dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama
pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan
kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi.,
kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982).
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai
usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan
reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto
dan Wardoyo)
B.
Tanda dan gelaja Rheumatoid Artritis
1. Sendi terasa kaku di pagi hari
2. Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
3. Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
4. Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan
membaik disiang hari
C.
Penyebab Rheumatoid Artritis
Atritis reumatoiddapat
berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang dapat
menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.
D.
Pencegahan Rheumatoid Artritis
Cara mencegah rematik dan mengurangi
nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:
a. Olahraga teratur
b. Olahraga teratur dapat meningkatkan
fleksibilitas sendi
c. Makanan yang dianjurkan yaitu makanan
yang kaya vitamin C dan E serta Kalsium, seperti jahe, nenas,
jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih, ikan, mangga , pepaya, anggur
d. Makanan yang dihindari yaitu
-
Produk Kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang
buncis
-
Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru,
otak, jantung, dll
-
Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll
-
Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa
-
Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air
kelapa muda, alpokat, dan produk olahan melinjo
E.
Penanganan Rheumatoid Artritis
· Konsultasi kan penyakit rematik anda dengan dokter ahli reumatologi. Hal ini
sangat penting untuk menentukan penyebab rematik dan pengobatan
mana yang tepat untuk anda. Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan
yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan indikasi.
· Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal
yang penting untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan
sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel
· Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan
untuk menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang
cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk
menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
· Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang
dikerjakan mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda
dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran
dan gandum.
· Lakukan latihan otot progresi, terapi ini
mempunyai rasional yaitu untuk
meningkatkan relaksasi, memberikan
rasa kontrol, danmeningkatkan kemampuan koping.
F.
Penanganan Nyeri Rheumatoid Artritis Dengan Streching
1.
Pengertian
Peregangan adalah aktivitas fisik yang paling sederhana
dan merupakan penyeimbang sempurna untuk keadaan diam dan tidak aktif bergerak
dalam waktu lama. Peregangan teratur di sela pekerjaan akan mengurangi
ketegangan otot, memperbaiki peredaran darah, mengurangi kecemasan, perasaan
tertekan, kelelahan, membuat pekerja merasa lebih baik (Bob Anderson, 2010).
Peregangan merupakan aktivitas sangat sederhana yang dapat membuat tubuh merasa
lebih baik dan dapat menjadi solusi yang baik untuk mengatasi ketegangan serta
kekakuan otot.
Peregangan dapat dilakukan hampir disegala tempat dan
tidak memerlukan peralatan khusus. Jika dilakukan dengan benar, peregangan dapat
mencegah dan membantu pemulihan nyeri punggung akibat dari duduk dalam waktu
lama dengan sikap kerja yang salah, otot menegang akibat tidak bergerak dalam
waktu yang lama, sendi yang mengencang, peredaran darah yang terhambat, cidera
ketegangan berulang, ketegangan dan tekanan. Sebagian besar masalah ini dapat
diatasi dengan ergonomi. Namun, tubuh tetap menderita akibat duduk dan diam
dalam waktu yang lama, sehingga dibutuhkan peregangan otot (Bob Anderson,
2010).
2.
Waktu Melakukan Peregangan
Menurut Bob Anderson
(2010), Peregangan dapat dilakukan setiap waktu, misalnya sebagai berikut:
a.
Saat bekerja untuk melepaskan ketegangan
syaraf.
b.
Pada saat badan merasa tegang, kaku, dan lelah.
c.
Sebelum dan sesudah berjalan kaki.
d.
Pada pagi hari, setelah bangun tidur, dan di
malam hari sebelum tidur.
3.
Manfaat Peregangan
Peregangan merupakan
penyeimbang yang sempurna untuk keadaan diam dan tidak bergerak dalam waktu lama.
Menurut Bob Anderson (2010), peregangan yang dilakukan secara teratur dapat
bermanfaat bagi tubuh, misalnya sebagai berikut:
a.
Mengurangi ketegangan otot.
b.
Memperbaiki peredaran darah.
c.
Mengurangi kecemasan, perasaan tertekan, dan
kelelahan.
d.
Memperbaiki kewaspadaan mental.
e.
Mengurangi risiko cidera.
f. Membuat
tubuh merasa lebih baik
4.
Cara Melakukan Peregangan
Cara melakukan
peregangan yang benar menurut Bob Anderson (2010:20) adalah sebagai berikut:
a. Bernapas
dengan ringan.
b. Santai,
tenang, dan nyaman.
c. Menyesuaikan
dengan keadaan tubuh.
d. Fokus
pada otot dan sendi yang sedang diregangkan.
e. Meresapi
gerakan peregangan.
f. Dilakukan
tanpa paksaan.
g. Tidak
menimbulkan rasa sakit.
5.
Langkah-Langkah Peregangan
Langkah 1: Lakukan peregangan leher.
- Miringkan kepala ke arah depan, tetapi
jangan memutarnya dari satu sisi ke sisi yang lain karena ini berbahaya.
Sebaliknya, regangkan leher ke arah kiri, kanan, depan dan belakang,
tetapi kembalilah terlebih dahulu ke tengah!
- Miringkan kepala dengan telinga
mengarah ke bahu, miringkan kepala ke belakang dan putar kepala Anda dari
kiri ke kanan, kemudian dari kanan ke kiri dengan gerakan 30 derajat.
- Ketika Anda memiringkan kepala ke
belakang, pastikan rahang tetap relaks dan biarkan mulut Anda agak
terbuka.
Langkah
2: Lakukan peregangan bahu.
- Letakkan salah satu punggung tangan di
punggung.
- Dengan tangan yang lain, pegang siku
Anda, lalu tarik siku tersebut ke depan, dan tahan.
- Ulangi dengan tangan yang lain.
Langkah 3: Lakukan peregangan trisep.
- Angkat salah satu lengan.
- Tekuk siku Anda lalu letakkan lengan
bawah di belakang kepala di antara tulang belikat.
- Dengan tangan yang lain, jangkau dan
pegang siku Anda yang terangkat.
- Tariklah siku Anda ke arah kepala.
- Ulangi pada tangan yang lain.
Langkah
4: Lakukan peregangan otot bisep.
- Rentangkan kedua lengan secara lurus
ke arah samping dengan ibu jari menghadap ke atas.
- Putar lengan Anda sehingga ibu jari
menghadap lurus ke belakang. Lalu putar lengan Anda ke depan hingga ibu
jari menghadap lurus ke arah bawah.
Langkah
5: Lakukan peregangan pergelangan tangan.
- Pegang salah satu lengan di depan
tubuh dengan siku ditekuk (dan berada dekat dengan tubuh). Arahkan telapak
tangan ke atas.
- Dengan tangan yang lain, pegang ujung
jari Anda dan tarik tangan Anda ke bawah hingga tangan tersebut menghadap
ke arah lantai.
- Terus tarik ujung jari Anda, sekarang
ke arah atas karena telapak tangan Anda menghadap ke arah bawah.
- Ulangi dengan tangan yang lain.
Langkah
6: Lakukan peregangan paha depan.
- Berdiri dan tarik salah satu kaki di
belakang tubuh (posisi flamingo).
- Setelah menahan salah satu kaki,
teruskan dengan memberi tekanan ke arah atas.
- Ulangi menggunakan kaki yang lain.
Langkah
7: Lakukan peregangan betis.
- Tempatkan salah satu kaki di depan
kaki yang lain (sikap split), dengan tangan di pinggul.
- Miringkan sedikit ke depan sambil
meluruskan kaki belakang, idealnya pertahankan agar kaki belakang Anda
tetap sejajar dengan lantai.
- Ulangi menggunakan kaki yang lain.
Langkah
8: Lakukan peregangan paha belakang.
- Duduklah di lantai dengan kedua kaki
lurus ke arah depan.
- Raih ujung kaki dengan kedua lengan.
Idealnya, pegang jari kaki Anda dan tahan.
Daftar Pustaka
Bob
Anderson, 2010, Stretching in The Office, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta.
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius
FKUI,Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta
Setyoadi &
Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada klien Psikogeriatrik.
Jakarta : Salemba Empat.
No comments:
Post a Comment