Monday, January 21, 2019

Satuan Acara Penyuluhan Penanganan Nyeri Pada Rematik Dengan Latihan Streching


video edukatif : https://www.youtube.com/watch?v=4ikN6cnYs2s&t=44s

SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik              :Penanganan Nyeri Pada Rematik Dengan Latihan Streching
Sasaran          :Masyarakat yang mengalami penyakit rheumatoid artritis
Tempat           :
Hari/ Tanggal:
Waktu                        : 
Penyuluh        :
 

A.  Latar Belakang Masalah
Arthritis rheumatoid adalah penyakit autoimun yang disebabkan karena adanya peradangan atau inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan sendi dan nyeri. Nyeri dapat muncul apabila adanya suatu rangsangan yang mengenai reseptor nyeri. Penyebab arthritis rheumatoid belum diketahui secara pasti, biasanya hanya kombinasi dari genetic, lingkungan, hormonal, dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus (Yuliati, et.a., 2013)
Jumlah penderita rheumatoid artritis didunia saat ini telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 penduduk bumi menderita penyakit rheumatoid arthritis (WHO 2010). Di Indonesia prevalensi rheumatoid arthritis 23,3%- 31,6% dari jumlah penduduk Indonesia. Pada tahun 2007 lalu, jumlah pasien ini mencapai 2 juta orang, dengan perbandingan pasien wanita tiga kali lebih banyak dari pria. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan (Zen, 2010).
Di Indonesia menunjukkan banyak terjadinya penyakit tulang rawan sendi pada lutut, dimana populasi osteoatritis meningkat 40% – 60% diatas usia 45 tahun, dimana mulai terjadi proses degenerasi pada rawan sendi. Persentase ini bertambah mencapai 85% pada usia 75 tahun. Pada tahun 2008 penyakit rheumatoid artritis termasuk penyakit sepuluh besar di Sumatera Barat, jumlah penderita rheumatoid artritis sebanyak 7,5% dari 4.555.810 jiwa penduduk (DinKes SUMBAR, 2010).
Jumlah penduduk yang bertambah dan usia harapan hidup lansia akan menimbulkan berbagai masalah antara lain masalah kesehatan, psikologis, dan sosial ekonomi. Permasalahan pada lansia sebagian besar adalah masalah kesehatan akibat proses penuaan, ditambah permasalahan lain seperti masalah keuangan, kesepian, merasa tidak berguna, dan tidak produktif. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses menua (Aging) dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang saling berinteraksi. Permasalahan yang berkembang memiliki keterkaitan dengan perubahan kondisi fisik yang menyertai lansia. Perubahan kondisi fisik pada lansia diantaranya adalah menurunnya kemampuan muskuloskeletal kearah yang lebih buruk (Nugroho, 2010)
Banyak orang menganggap sepele rheumatoid arthitis dan menganggap penyakit itu sebagai radang sendi biasa, sehingga mereka terlambat melakukan pengobatan. Rheumatoid Artritis tidak boleh diabaikan karena termasuk kategori penyakit autoimun. Penyakit autoimun tersebut bersifat progresif yang bisa menyerang fungsi organ tubuh lainnya dalam waktu yang cepat. Penyakit autoimun ini ditandai dengan peradangan kronis pada sendi tangan dan kaki yang disertai dengan gejala anemia, kelelahan, dan depresi. Peradangan ini menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan yang menyebabkan hilangnya fungsi sendi karena kerusakan tulang yang berujung pada kecacatan progresif. Dalam waktu dua hingga lima tahun, jari penderita bisa bengkok-bengkok. Penyakit ini bisa menyerang organ tubuh lainnya di antaranya jantung, mata, dan paru-paru. Bukan hanya penyakit persendian, tetapi bisa menurunkan fungsi organ tubuh lainnya sehingga dalam waktu sepuluh tahun, pasien harus dibantu orang lain dalam aktivitas sehari-hari (Sasetyo, 2013).
Upaya untuk mengatasi nyeri sendi pada lansia, dapat dilakukan dengan farmakologi maupun nonfarmakologi. Salah satu terapi Snon-farmakologi dapat dilakukan latihan stretching.
Stretching merupakan suatu aktivitas meregangkan otot untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan jangkauan gerakan persendian. The Crossfit Journal Article (2006) mengemukakan bahwa stretching sangat efektif dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi sehingga dapat memberikan efek penurunan atau hilangnya rasa nyeri sendi pada lansia. Latihan ini juga dapat meningkatkan aliran darah, juga memperkuat tulang.
B.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang rheumatoid artritis dan penanganan nyeri rheumatoid artritis dengan cara stretching.
2.    Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu :
a.    Memahami pengertianrheumatoid artritis
b.    Memahami tanda dan gelaja rheumatoid artritis
c.    Memahami penyebab rheumatoid artritis
d.   Memahami pencegahan rheumatoid artritis
e.    Memahami penanganan nyeri rheumatoid artritis dengan stretching.

C.  Materi
Terlampir

D.  Pelaksanaan Kegiatan
1.    Topik
Penanganan rheumatoid artritis dengan latihan streching

2.    Sasaran/Target
a.    Sasaran : Penderita yang mengalami rheumatoid artritis (??? peserta)
b.    Target : Penderita hipertensi yang mengalami rheumatoid artritis di RW 10 

3.    Metode
a.    Ceramah & Modelling
b.    Tanya Jawab
c.    Diskusi
4.    Media dan Alat
a.    Proyektor
b.    Laptop
c.    Slide Presentasi
d.   Leaflet

5.    Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal     : Jum’at, 12 Oktober 2018
Tempat              
Jam                    : 08:00 s/d 08.30 WIB
Waktu                : 30 Menit

6.    Pengorganisasian
a.    Moderator     :
b.    Pemateri        :
c.    Observer       :
d.   Fasilitator      :
Rincian deskripsi tugas:
a.     Peran Moderator
·      Membuka dan menutup acara.
·      Memperkenalkan diri
·      Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
·      Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
·      Menjelaskan kontrak waktu.
·      Menjelaskan kontrak bahasa
·      Menjaga kelancaran acara.
·      Memimpin diskusi.
b.    Peran Pemateri
·      Menyajikan materi penyuluhan
·      Menjawab pertanyaan dari peserta
c.    Peran Observer
·      Mengamati jalannya kegiatan.
·      Mengevaluasi kegiatan.
·      Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
d.   Peran Fasilitator
·      Memfasilitasi lancarnya kegiatan penyuluhan
·      Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi penyuluhan
·      Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya

7.    Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
 

8.    Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Audiens
1.
5 menit
Pembukaan
-    Memberi salam
-    Memperkenalkan diri

-    Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan.
-    Menjelaskan kontrak waktu

-    Menjawab salam
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
2.
40 menit
Pelaksanaan
-    Menggali pengetahuan peserta tentang rheumatoid artritis
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menjelaskan pengetahuan peserta tentang rheumatoid artritis 
-    Menggali pengetahuan pesertapenyebab rheumatoid artritis 
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menyebutkan penyebab rheumatoid artritis 
-    Menggali pengetahuan peserta tentang tanda dan gejala rheumatoid artritis 
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menyebutkantanda dan gejala rheumatoid artritis 
-    Menggali pengetahuan peserta tentang pencegahan dan penanganan rheumatoid artritis 
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menjelaskan pencegahan dan penanganan rheumatoid arthritis
-    Menjelaskan tentang latihan strehing
-    Mencontohkan latihan streching
-    Memberikan kesampatan kepada peserta untuk mecobakan latihan streching
-    Menggali informasi tentang yang di ketahui peserta penyuluhan
-    Tanya jawab

-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan


-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan

-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan

-     Mendengarkan dan memperhatikan

-     Mempraktekkan


-     Audiens ikut serta dalam mempraktekkan


-    Menyampaikan pengetahuan yang telah di dapat
-    Bertanya
3.
15 menit
Penutup
-    Bersama klien menyimpulkan materi penyuluhan.

-    Melakukan evaluasi
-    Menutup penyuluhan dan memberikan salam

-    Bersama mahasiswa menyimpulkan materi penyuluhan
-    Menjawab pertanyaan
-    Menjawab salam

E.  Evaluasi
1.    Evaluasi struktur
a.    Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b.    Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c.    Pre Planning telah disetujui
d.   75% audien menghadiri penyuluhan
2.    Evaluasi proses
a.    Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b.    Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c.    75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3.    Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien :
a.    Audien mampu menyebutkan pengertianrheumatoid artritis
b.    Audien mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab rheumatoid artritis
c.    Audien mampu menyebutkan 3 dari 6 tanda dan gejala rheumatoid artritis
d.   Audien mampu menyebutkan pencegahan rheumatoid artritis
e.    Audien mampu mampu menyebutkan penanganan rheumatoid arthritis
f.     Audien mampu mempraktekkan latihan stretching.

 Lampiran
A.  Pengertian Rheumatoid Artritis
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak  namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagaikeluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982).
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo)

B.  Tanda dan gelaja Rheumatoid Artritis
1.    Sendi terasa kaku di pagi hari
2.    Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
3.    Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
4.    Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik disiang hari

C.  Penyebab Rheumatoid Artritis
Atritis reumatoiddapat berasal dari faktor genetik atau faktor resiko lingkungan tertentu yang dapat menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun.

D.  Pencegahan Rheumatoid Artritis
            Cara mencegah rematik dan mengurangi nyeri sendi ada beberapa cara, yaitu:
a.    Olahraga teratur
b.    Olahraga teratur dapat meningkatkan fleksibilitas sendi
c.    Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang kaya vitamin C dan E serta Kalsium, seperti jahe, nenas, jeruk, minyak zaitun, apel, bwang putih, ikan, mangga , pepaya, anggur
d.   Makanan yang dihindari yaitu
-     Produk Kacang-kacangan seperti susu kacang, kacang buncis
-     Organ Dalam Hewan seperti; usus, hati, limpa, paru, otak, jantung, dll
-     Makanan kaleng seperti, sarden, kornet sapi, dll
-     Makanan yang dimasak menggunakan santan kelapa
-     Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, air kelapa muda, alpokat, dan produk olahan melinjo

E.  Penanganan Rheumatoid Artritis
·      Konsultasi kan penyakit rematik  anda dengan dokter ahli reumatologi.  Hal ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik dan pengobatan mana yang tepat untuk anda.  Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan indikasi.
·      Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel
·      Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang cocok untuk kaki anda.  Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
·      Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum.
·      Lakukan latihan otot progresi, terapi ini mempunyai rasional yaitu untuk meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol, danmeningkatkan kemampuan koping.


F.   Penanganan Nyeri Rheumatoid Artritis Dengan Streching
1.    Pengertian
Peregangan adalah aktivitas fisik yang paling sederhana dan merupakan penyeimbang sempurna untuk keadaan diam dan tidak aktif bergerak dalam waktu lama. Peregangan teratur di sela pekerjaan akan mengurangi ketegangan otot, memperbaiki peredaran darah, mengurangi kecemasan, perasaan tertekan, kelelahan, membuat pekerja merasa lebih baik (Bob Anderson, 2010). Peregangan merupakan aktivitas sangat sederhana yang dapat membuat tubuh merasa lebih baik dan dapat menjadi solusi yang baik untuk mengatasi ketegangan serta kekakuan otot.
Peregangan dapat dilakukan hampir disegala tempat dan tidak memerlukan peralatan khusus. Jika dilakukan dengan benar, peregangan dapat mencegah dan membantu pemulihan nyeri punggung akibat dari duduk dalam waktu lama dengan sikap kerja yang salah, otot menegang akibat tidak bergerak dalam waktu yang lama, sendi yang mengencang, peredaran darah yang terhambat, cidera ketegangan berulang, ketegangan dan tekanan. Sebagian besar masalah ini dapat diatasi dengan ergonomi. Namun, tubuh tetap menderita akibat duduk dan diam dalam waktu yang lama, sehingga dibutuhkan peregangan otot (Bob Anderson, 2010).
2.    Waktu Melakukan Peregangan
Menurut Bob Anderson (2010), Peregangan dapat dilakukan setiap waktu, misalnya sebagai berikut:
a.    Saat bekerja untuk melepaskan ketegangan syaraf.
b.    Pada saat badan merasa tegang, kaku, dan lelah.
c.    Sebelum dan sesudah berjalan kaki.
d.   Pada pagi hari, setelah bangun tidur, dan di malam hari sebelum tidur.

3.    Manfaat Peregangan
Peregangan merupakan penyeimbang yang sempurna untuk keadaan diam dan tidak bergerak dalam waktu lama. Menurut Bob Anderson (2010), peregangan yang dilakukan secara teratur dapat bermanfaat bagi tubuh, misalnya sebagai berikut:
a.    Mengurangi ketegangan otot.
b.    Memperbaiki peredaran darah.
c.    Mengurangi kecemasan, perasaan tertekan, dan kelelahan.
d.   Memperbaiki kewaspadaan mental.
e.    Mengurangi risiko cidera.
f.     Membuat tubuh merasa lebih baik
4.    Cara Melakukan Peregangan
Cara melakukan peregangan yang benar menurut Bob Anderson (2010:20) adalah sebagai berikut:
a.    Bernapas dengan ringan.
b.    Santai, tenang, dan nyaman.
c.    Menyesuaikan dengan keadaan tubuh. 
d.   Fokus pada otot dan sendi yang sedang diregangkan.
e.    Meresapi gerakan peregangan.
f.     Dilakukan tanpa paksaan.
g.    Tidak menimbulkan rasa sakit.

5.    Langkah-Langkah Peregangan

Langkah 1: Lakukan peregangan leher.
  • Miringkan kepala ke arah depan, tetapi jangan memutarnya dari satu sisi ke sisi yang lain karena ini berbahaya. Sebaliknya, regangkan leher ke arah kiri, kanan, depan dan belakang, tetapi kembalilah terlebih dahulu ke tengah!
  • Miringkan kepala dengan telinga mengarah ke bahu, miringkan kepala ke belakang dan putar kepala Anda dari kiri ke kanan, kemudian dari kanan ke kiri dengan gerakan 30 derajat.
  • Ketika Anda memiringkan kepala ke belakang, pastikan rahang tetap relaks dan biarkan mulut Anda agak terbuka.

Langkah 2: Lakukan peregangan bahu.
  • Letakkan salah satu punggung tangan di punggung.
  • Dengan tangan yang lain, pegang siku Anda, lalu tarik siku tersebut ke depan, dan tahan.
  • Ulangi dengan tangan yang lain.


Langkah 3: Lakukan peregangan trisep.
  • Angkat salah satu lengan.
  • Tekuk siku Anda lalu letakkan lengan bawah di belakang kepala di antara tulang belikat.
  • Dengan tangan yang lain, jangkau dan pegang siku Anda yang terangkat.
  • Tariklah siku Anda ke arah kepala.
  • Ulangi pada tangan yang lain.

Langkah 4: Lakukan peregangan otot bisep.
  • Rentangkan kedua lengan secara lurus ke arah samping dengan ibu jari menghadap ke atas.
  • Putar lengan Anda sehingga ibu jari menghadap lurus ke belakang. Lalu putar lengan Anda ke depan hingga ibu jari menghadap lurus ke arah bawah.

Langkah 5: Lakukan peregangan pergelangan tangan.
  • Pegang salah satu lengan di depan tubuh dengan siku ditekuk (dan berada dekat dengan tubuh). Arahkan telapak tangan ke atas.
  • Dengan tangan yang lain, pegang ujung jari Anda dan tarik tangan Anda ke bawah hingga tangan tersebut menghadap ke arah lantai.
  • Terus tarik ujung jari Anda, sekarang ke arah atas karena telapak tangan Anda menghadap ke arah bawah.
  • Ulangi dengan tangan yang lain.
Langkah 6: Lakukan peregangan paha depan.
  • Berdiri dan tarik salah satu kaki di belakang tubuh (posisi flamingo).
  • Setelah menahan salah satu kaki, teruskan dengan memberi tekanan ke arah atas.
  • Ulangi menggunakan kaki yang lain.

Langkah 7: Lakukan peregangan betis.
  • Tempatkan salah satu kaki di depan kaki yang lain (sikap split), dengan tangan di pinggul.
  • Miringkan sedikit ke depan sambil meluruskan kaki belakang, idealnya pertahankan agar kaki belakang Anda tetap sejajar dengan lantai.
  • Ulangi menggunakan kaki yang lain.


Langkah 8: Lakukan peregangan paha belakang.
  • Duduklah di lantai dengan kedua kaki lurus ke arah depan.
  • Raih ujung kaki dengan kedua lengan. Idealnya, pegang jari kaki Anda dan tahan.


Daftar Pustaka
Bob Anderson, 2010, Stretching in The Office, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta.
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,Jakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta
Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada klien Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Empat.


No comments:

Post a Comment