Friday, October 5, 2018

Pemeriksaan Angiography Cerebral


PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Angiography adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik atau nonionik media kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri (arteriografi) atau vena (Venography). Untuk pembuluh getah bening, media kontras digunakan berminyak. Angiografi/Cath Lab adalah prosedur pemeriksaan invasif dengan sinar X (X-Ray) yang bertujuan menggambarkan pembuluh darah di berbagai bagian tubuh.
Injeksi bahan kontras ke arteri dan vena dilakukan baik secara langsung melalui tusukan jarum, atau menggunakan kateter angiografik percutaneously dimasukkan paling sering dibuat dari polietilen, poliuretan atau nilon. Kontras injeksi dilakukan dengan tangan (terutama di tusuk jarum langsung atau dalam arteri kaliber kecil. Studi angiografik secara rutin dilakukan dengan anestesi lokal. Setelah infiltrasi kulit dan jaringan sekitar arteri atau vena yang akan ditusuk, sayatan kulit kecil dibuat, dan arteri yang ditusuk dengan jarum angiografik.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian angiografi cerebral ?
2.    Apakah tujuan angiografi cerebral ?
3.    Apakah Indikasi dan Kontraindikasi?
4.    Bagaimana persiapan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan?
5.    Bagaiamana keadaan pasien pada saat sebelum, saat dilakukan, dan setelah?
6.    Bagaimanakah hasil yang dikatakan normal dan abnormal ?
7.    Bagaimana pemasangannya sebagai contoh pada pasien stroke ?
C.  Tujuan
1.    Mengetahui pengertian angiografi cerebral
2.    Mengetahui tujuan angiografi cerebral
3.    Mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi
4.    Mengetahui persiapan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
5.    Mengetahui keadaan pasien pada saat sebelum, saat dilakukan, dan setelah
6.    Mengetahui hasil yang dikatakan normal dan abnormal
7.    Mengetahui  pemasangannya sebagai contoh pada pasien stroke


ISI
A.  Pengertian Angiografi Cerebral
Cerebra agiography merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Tindakan angiography ini dilaksanakan dengan memasukan kateter kedalam pembuluh darah besar (biasanya melalui arteri femoralis) dan memasukan zat kontras setelah kateter mencapai arteri karotis.
Cerebral agiography digunakan oleh dokter untuk mendeteksi adanya abnormalitas pembuluh darah otak dan digunakan pada saat prosedur diagnostic lain tidak mampu melihat adanya abnormalitas pada pembuluh darah. Meskipun angiography cerebral dapat digunakan untuk mengetahui berbagai macam abnormalitas pada pembuluh darah cerebral, pada kesempatan ini penulis hanya akan membahas tentang penggunaan angiography cerebral pada penderita stroke. Cerebral angiography berguna untuk mendeteksi adanya stroke akut. Tindakan ini berguna untuk mendeteksi adanya penyempitan ataupun sumbatan pada pembuluh darah pada daerah cerebral.

Angiografi cerebral dilakukan karena beberapa alasan berikut ini :
1.    Untuk mendeteksi kelainan pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak (misalnya, aneurysma, malformasi pembuluh datah, trombosis, penyempitan atau penyumbatan)
2.    Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau hydrocephalus)
3.    Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan dan untuk memeriksa kondisi pembuluh tersebut.
B.  Tujuan Angiografi Cerebral
Tujuan Angiografi yaitu
1.    Untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak (contohnya: trombosis, penyempitan atau penyumbatan).
2.    Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal (karena tumor, gumpalan darah, pembengkakan, spasme, tekanan otak meningkat, atau hydrocephalus).
3.    Untuk menentukan pemasangan penjepit pembuluh darah pada saat pembedahan dan untuk mengecek kondisi pembuluh tersebut.
C.  Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
·      Kelainan vaskuler cerebral
·      Aneurisma (pelebaran pembuluh darah)
·      Malforasi arterovaskuler
·      Melihat arteri dan vena cerebral
Kontra Indikasi
·      Urtikaria
·      Hematoma
·      Stroke
D.  Persiapan Pemeriksaan Angiografi Serebral
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pasien menjalani angiography adalah sebagai berikut:
·       Inform consent dan di berikan penjelasan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan (apa yang akan terjadi pada klien, apa yang harus dilakukan oleh klien pada saat dan setelah tindakan dilaksanakan).
·       Meminta persetujuan dari pasien dan keluarga pasien
·       Surat izin tindakan yang telah di tanda tangani pasien
·       kaji TTV dan status neurologik klien
·       tanyakan adanya riwayat alergi, apakah sedang hamil, apakah menderita penyakit ginjal
·       puasakan klien 2-6 jam sebelum operasi, tergantung dari jenis anastesi yang akan diberikan kepada klien.
·       lepaskan perhiasan, gigi palsu, atau barang-barang dari logam, dan ganti pakaian klien dengan pakaian khusus
·       lakukan pemeriksaan darah lengkap
·       Analgesic diberikan pada klien (local, neuroleptic, atau umum)
·       Prosedur selesai alat – alat di bersihkan dan di rendam.
E.  Keadaan Pada Sebelum, Saat Dilakukan, dan Sesudah.
Yang harus diketahui pasien sebelumnya yaitu :
·       pasien akan mempelajari tes tersebut, termasuk siapa yang akan melakukan tes anghiografi serebral ini, dimana, dan berapa lama tes akan berjalan ( biasanya 2-4 jam, tergantung permintaan tes ). Pasien akan diposisikan dimeja penyinaran, dan kepala akan dimibilisasi, serta pasien tidak boleh bergerak.
·       Katakan pada dokter atau perawat jika pasien alergi terhadap yodium, bahan-bahan yang mengandung yodium, seperti kerang, udang atau cairan kontras yang digunakan pada lainnya. Pasien diberitahu tentang kemungkinan efek samping dari cairan kontras yang diinginkan pada tes anghiografi pembuluh darah.
·       Pasien perlu berpuasa selama 2-6 jam sebelum tes.
·       Pasien akan mengenakan pakaian rumah sakit dan melepas semua perhiasan, gigi palsu. Pastikan untuk buang air kecil terlebih dahulu sebelum meninggalkan ruangan.
·       Pasien akan mendapat obat tidur dan obat lainnya selama 30-45 menit sebelum tes. Pasien juga akan mendapatkan obat anastesi local. ( beberapa orang, terutama anak-anak akan mendapatkan anastesi umum ).
·       Pasien perlu menandatangani surat yang menyatakan persetujuan untuk melakukan anghiografi pembuluh darah. Pastikan untuk membacanya dengan hati-hati dan tanyakan bagian yang tidak dimengerti oleh pasien.
Apa yang terjadi selama tes :
·       Pasien akan dibaringkan dimeja penyinaran pada saat dilakukan injeksi. Pasien perlu berbaring dengan posisi lengan disisinya.
·       Anastesi local disuntikan, kemudian jarum dimasukan ke arteri.
·       Setelah dilakukan sinar-X untuk melihat letak jarum,dokter menginjeksi cairan kontras khusus. Pasien akan merasa seperti terbakar sesaat pada saat cairan kontras disuntikan. Setelah itu pasien akan merasa hangat dan kemerahan, nyeri kepala sebentar atau merasa asin dimulut, bahkan mungkin pasien akan mual dan muntah.
·       Setelah injeksi, dilakukan penyinaran sinar-X, hasilnya diproses dan dilihat. Tergantung pada hasil tersebut, mungkin akan dimasukan cairan kontras lagi dan dilakukan penyinaran Sinar-X serial.
·       Jika sudah didapatkan penyinaran sinar-X serial yang memuaskan, dokter menarik jarum dan perawat akan mencek apakah ada perubahan dan memasang perban.

Apa yang terjadi setelah Tes :
·       Biasanya pasien akan beristirahat ditempat tidur selama 12-14 jam dan mendapat obat untuk nyeri. Perawat akan memeriksa pasien setiap jam selama 4 jam pertama dan kemudian tiap 4 jam.
·       Pasien akan dikompres es pada tempat suntikan untuk membuat rasa nyaman dan mengurangi pembengkakan.
·       Jika injeksi dilakukan pada paha dalam, maka jagalah kaki tetap lurus selama 12 jam atau lebih. Jika pada daerah leher, perawat akan memeriksa kemampuan menelan dan pernafasan pasien.
·       Setelah tes pasien bisa kembali ke diet normal. Minumlah cairan untuk membantu mengeluarkan cairan kontras.
·       Setelah dilakukan tindakan, observasi keluhan, observasi tanda vital tiap 15’-1 jam, 30’-2 jam sampai stabil, observasi efek kontras (gatal, mual, muntah, mengigil), observasi tanda infeksi, observasi gangguan sirkulasi (CRT, nadi, nyeri, rasa).
·       Perhatikan adanya tanda-tanda deficit neurologist seperti: gangguan penglihatan, baal pada daerah kaki setelah prosedur, kelemahan otot wajah, kaji daerah penusukan adanya bengkak, kemerahan, perdarahan, serta kaji warna kulit pada tempat penusukan. Untuk menghindari terjadinya perdarahan pada tempat penusukan kateter, tekan tempat penusukan ± 10 menit.
F.   Hasil yang Normal dan Abnormal
Hasil tes yang normal yaitu tes harus menunjukkan sirkulasi yang normal pada pembuluh darah otak.
Hasil tes dikatakan Abnormal apabila :
1.    Perubahan di dalam pembuluh darah otak mendukung adanya kelainan seperti spasme,malformasi arteriovenus atau arteriosclerosis. Penurunan darah ke otak mungkin berhubungan dengan tekanan dalam otak yang meningkat.
2.    Jika ada pembuluh darah yang letaknya tidak lazim, maka perubahan ini menunjukkan tumor, daerah pembengkakkan, atau penyumbatan aliran cairan spinal. Jika terdapat tumor tes dapat menunjukkan pembuluh darah yang ada dalam tumor, sehingga dokter dapat mengetahui letak da nasal tumor tersebut.

G.  Pemasangan Angiografi Cerebral (contoh pada pasien stroke)
Pada penderita stroke dilaksanakannya tindakan angiography cerebral merupakan tindakan yang controversial terutama pada penderita stroke akut. Masuknya kateter kedalam pembuluh darah juga beresiko menimbulkan stroke. Stroke dapat timbul jika kateter memecahkan plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Lepasnya plak dapat menyumbat pembuluh darah di otak dan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan cerebral atau stroke kembali. Untuk itu pemeriksaan status neurologik klien seperti tingkat kesadaran, fungsi motorik dan respon pupil, sebelum dan setelah tindakan sangat diperlukan untuk mengetahui adanya perluasan stroke atau adanya deficit neurologist yang baru. Pemasukan kateter pada tindakan angiography cerebral dapat menyebabkan rusaknya arteri sehingga dapat menimbulkan hematom. Adanya hematom dan rusaknya pembuluh darah dapat menstimulus rasa nyeri.Pemasukan zat kontras pada pembuluh darah juga dapat menimbulkan masalah. Jika tubuh menolak maka reaksi antigen-antibodi akan timbul. Histamin akan dikeluarkan, permeabilitas kapiler akan meningkat, cairan plasma akan pindah ke interstisial. Manifestasi klinik yang sering terjadi pada reaksi ini adalah urtikaria. Zat kontras yang dimasukan kedalam pembuluh darah juga dapat memperberat kerja ginjal dan mencetuskan terjadinya gagal ginjal terutama jika  klien mempunyai riwayat penyakit ginjal. Pelepasan kateter kembali setelah digunakan dapat mencetuskan terjadinya perdarahan pada klien. Selain itu pemasukan dan pelepasan kateter pada tubuh dapat menjadi port’de entry bagi kuman untuk masuk kedalam tubuh sehingga klien yang menjalani angiography cerebral berisiko mengalami infeksi.

PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1.    Cerebra agiography merupakan suatu tindakan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi pembuluh darah serta aliran darah di daerah cerebral dengan memanfaatkan x-ray. Tindakan angiography ini dilaksanakan dengan memasukan kateter kedalam pembuluh darah besar (biasanya melalui arteri femoralis) dan memasukan zat kontras setelah kateter mencapai arteri karotis.
2.    Tujuan angiografi antara lain; untuk mendeteksi problem pada pembuluh darah yang ada di dalam atau yang menuju otak, Untuk mempelajari pembuluh darah otak yang letaknya tidak normal.
3.    Angiografi sangat bermanfaat untuk memperlihatkan tumpukan plak pada pembuluh darah jantung, mendeteksi plak pada arteri carotis di leher yang menggangu aliran darah ke otak yang menyebabkan stroke, mengetahui kelainan pada pembuluh darah di otak, serta mengidentifikasi aneurisma intracranial atau bahkan adanya aneurisma pembuluh darah aorta.

B.  Saran
          Bagi para mahasiswa diharapkan semakin menambah pengetahuan tentang angiografi, baik itu dari buku, majalah, internet atau pun jurnal-jurnal kesehatan agar semakin menguatkan pengetahuan tentang angiografi ini

DAFTAR PUSTAKA
Barbo,Leah., Garcia, Vanessa., Goishi, Lilli., Johnson, Jamie &Luna, Rebecca. (2002). Endovascular Coiling in Cerebral Aneurysms. Diambil pada dari http://www.csufresno.edu/nursing/n140/studassign/Grp3/grp3d.html
Brown, Jeffrey J.(2004). Medical Encyclopedia. diambil pada tanggal 18 oktober 2017 dari http://www.nlm.nih.gov/medilineplus/ency/article/003786/htm
General Electric Company (2006). Cerebral Angiography. diambil pada tanggal 18 oktober 2017 dari http://www. Medcyclopaedia.com/library/topic/volume-i/m/cerebralangiography
Sherwood (2001). Physiologic from Cell to System. (Brahma U. Pendit, Penerjemah), EGC : Jakarta. (Sumber asli diterbitkan th 1996).
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. (2004). Brunner & Suddarth Textbook of Medical Surgical Nursing.(H.Y. Kuncara dkk , Penerjemah), Phylladelphia:Mosby.
Willinsky, R.A., et al (2003). Neurologic Complications of Cerebral Angiography: Prospective Analysis of 2,899 Procedures and Review of the Literature .Diambil pada tanggal 18 oktober 2017 dari: http://www.neurologyindia.com/article.asp?issn=00283886;year=2005;volume=53;issue=1;spage=73;epage=77;aulast=Lukosevicius

No comments:

Post a Comment