Thursday, January 17, 2019

Satuan Acara Penyuluhan Manajemen Ansietas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Teknik Distraksi Murrotal Al-Quran


Hasil gambar untuk hipertensi 

SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik              : Manajemen Ansietas : Teknik Relaksasi dan Distraksi
Sasaran          : Masyarakat yang mengalami ansietas terhadap hipertensi
Tempat          
Hari/ Tanggal: 
Waktu                : 09:30 – 10:00 WIB
Penyuluh       
 

A.  Latar Belakang Masalah
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal pada pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi sering ditemukan biasanya menyerang pada dewasa awal, dewasa akhir, hingga lansia. Salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi adalah kecemasan (Kaldie, 2012).
Kecemasan atau ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008).Ansietas adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati, 2005).
Stuart dan Laraia (2012) aspek positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.
Manajemen ansietas merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien guna mengontrol atau mengurangi ansietas serta mengendalikan rasa cemas yang di rasa oleh pasien. Manajemen ansietas penting dilakukan dan paling tidak harus mendapat perhatian dari petugas perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk mengurangi keluhan cemas pada pasien. Pengendalian cemas pada pasien dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari cemas. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik relaksasi berupa nafas dalam, Distraksi (pengalihan) berupa mendengarkan Immurotal Qur’an yang berguna  mengurangi resiko ansietas pada pasien.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami ansietas. Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot (McCaffery, 1998).
Selain teknik relaksasi, tindakan keperawatan lainnya untuk menangani masalah kecemasan berupa teknik distraksi dengan murrotal (mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an), karena teknik distraksi merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian. terapi murrotal Al-Quran dapat mempercepat proses penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh Ahmad Al-Kahdi di Florida menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif (Effendy, 2015)
Dari hasil survey yang dilakukan terhadap masyarakat diwilayah kerja puskesmas Pauh kelurahan Pisang kecamatan pauh padang. Dari 15 kepala keluarga (KK) terdapat 7  kk yang menderita hipertensi yang sedang mengkonsumsi obat. Berdasarkan hal tersebut kami ingin memberikan penyuluhan tentang tentang manajemen ansietas dengan  relaksasi untuk mengurangi ancietas pada pasien penyakit kronis kardiovaskuler terutama hipertensi.

B.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengetahui cara mengatasi ansietas dengan teknik relaksasi.
2.    Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu :
a.    Memahami pengertian ansietas
b.    Memahami tanda dan gelaja ansietas
c.    Memahami tingkatan ansietas
d.   Memahami pengertian manajemen ansietas: teknik relaksasi
e.    Memahami macam-macam teknik relaksai
f.     Memahami manfaat dan tujuan dilakukannya teknik relaksasi
g.    Mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan tekhnik murrotal Al-Quran

C.  Materi
Terlampir

D.  Pelaksanaan Kegiatan
1.    Topik
Manajemen Ansietas : Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Teknik Distraksi Murrotal Al-Quran

2.    Sasaran/Target
a.    Sasaran : Penderita hipertensi yang mengalami kecemasan (10 peserta)
b.    Target : Penderita hipertensi yang mengalami kecemasan di ...................

3.    Metode
a.    Ceramah
b.    Tanya Jawab
c.    Diskusi
d.   Demonstrasi

4.    Media dan Alat
a.    Proyektor
b.    Laptop
c.    Slide Presentasi
d.   Leaflet

5.    Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal    
Tempat              
Jam                   
Waktu                :    Menit

6.    Pengorganisasian
a.    Moderator    
b.    Pemateri       
c.    Observer      
d.   Fasilitator      :

Rincian deskripsi tugas
a.     Peran Moderator
·      Membuka dan menutup acara.
·      Memperkenalkan diri
·      Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
·      Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
·      Menjelaskan kontrak waktu.
·      Menjelaskan kontrak bahasa
·      Menjaga kelancaran acara.
·      Memimpin diskusi.
b.    Peran Pemateri
·      Menyajikan materi penyuluhan
·      Menjawab pertanyaan dari peserta
c.    Peran Observer
·      Mengamati jalannya kegiatan.
·      Mengevaluasi kegiatan.
·      Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
d.   Peran Fasilitator
·      Memfasilitasi lancarnya kegiatan penyuluhan
·      Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi penyuluhan
·      Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
  
7.    Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan

8.    Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Audiens
1.
5 menit
Pembukaan
-    Memberi salam
-    Memperkenalkan diri

-    Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan.
-    Menjelaskan kontrak waktu

-    Menjawab salam
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
2.
40 menit
Pelaksanaan
-    Menggali pengetahuan peserta tentang tekanan darah tinggi
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menjelaskan pengetahuan peserta tentang tekanan darah tinggi, tanda dan gejala, penyebab, dan akibat.
-    Menggali pengetahuan peserta tentang ansietas
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menyebutkan pengertian ansietas, tanda dan gejala dan tingkatan ansietas
-    Menggali pengetahuan peserta tentang manajemen ansietas
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menyebutkan pengertian manajemen ansietas
-    Menyebutkan pengertian teknik relaksasi nafas dalam
-    Menggali pengetahuan peserta tentang teknik relaksasi
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menjelaskan pengetahuan teknik relaksasi nafas dalam dan murrotal Al-Qur’an
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Mendemonstrasikan cara teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi mendengarkan murrotal Al-qur’an
-    Peserta penyuluhan mempraktekan cara teknik relaksasi nafas dan menyebutkan kembali murrotal Al-Qur’an
-    Memberi kesempatan untuk bertanya.
-    Menjawab pertanyaan


-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan


-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan

-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan

-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan


-    Mendemonstrasikan teknik nafas dalam dan Mempraktekkan


-    Bertanya

-    Mendengarkan dan memperhatikan
3.
15 menit
Penutup
-    Bersama klien menyimpulkan materi penyuluhan.

-    Melakukan evaluasi
-    Menutup penyuluhan dan memberikan salam

-    Bersama mahasiswa menyimpulkan materi penyuluhan
-    Menjawab pertanyaan
-    Menjawab salam

E.  Evaluasi
1.    Evaluasi struktur
a.    Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b.    Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c.    Pre Planning telah disetujui
d.   75% audien menghadiri penyuluhan
2.    Evaluasi proses
a.    Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b.    Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c.    75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3.    Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien :
a.    Audien mampu menyebutkan pengertian ansietas, tanda dan gejala, tingkatan dari ansietas, manajemen ansietas  dan teknik relaksasi
b.    Audien mampu menyebutkan 2 dari 3  macam manajemen ansietas
c.    Audien mampu menyebutkan 3 dari 6 tujuan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi mendengarkan Murrotal Al-Qur’an
d.   Audien mampu mendemonstrasikan cara teknik relaksasi nafas dalam.



Lampiran

A.    Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya. Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah tekanan darah yang terus menerus melebihi batas normal (140/ 90 mmHg) ( Brooker, 2009).

B.     Tanda dan Gejala Hipertensi
1.      Sakit Kepala
2.      Rasa berat di tengkuk
3.      Mudah emosi/marah
4.      Susah tidur
5.      Sesak nafas
6.      Keletihan
7.      Mata berkunang-kunang
8.      Berdebar – debar
(Smeltzer & Bare, 2002)
C.    Penyebab Hipertensi
1.      Keturunan
2.      Kegemukan
3.      Kebiasaan merokok
4.      Memakan makanan yang banyak mengandung garam
5.      Makanan berkolesterol tinggi
6.      Stress
7.      Sakit gula/kencing manis
(Smeltzer & Bare, 2002)

D.    Akibat Lanjut Hipertensi
1.      Penyakit Jantung
2.      Stroke
3.      Penyakit Ginjal, dll
(Smeltzer & Bare, 2002)

E.     Defenisi Ansietas
Ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat subyektif yang sering bermanifestasi sebagai perilaku yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan terhadap kejadian yang tidak diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007).
Ansietas menurut Wade & Tavris (2008), adalah  sebagai “kesulitan” atau “kesusahan” dan merupakan konsekuensi yang normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru, penemuan identitas.
F.     Tanda Dan Gejala Ansietas
1.      Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, gelisah, berkeringat, tremor, sakit kepala, sulit tidur
2.      Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
3.      Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
4.      Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, khawatir, prihatin
(Silvia, 2007)
G.    Tingkat Kecemasan
1.      Ansietas ringan.
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
2.      Ansietas sedang.
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata lain, lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
3.      Ansietas berat.
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
4.      Tingkat panik dari ansietas.
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan. (Suliswati. 2005)
 H.       Penanganan Ansietas
Penanganan ansietas menurut Heryanto (2014) adalah
1.      Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan kecemasan ini. Beberapa terapi yang bisa kita pilih antara lain:
a.       Obat penenang, contohnya antidepresan, antihistamines, Benzodiazepines. Efek samping pemberian obat dalam jangka panjang yaitu ketergantungan dan gangguan saraf.
b.      Teknik relaksasi yang sistematis pada bagian tubuh, seperti meditasi dan yoga.
c.       Cognitive behavioral therapy – membantu pasien mengenali pikiran yang berkontribusi pada kecemasan. Cara ini biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
d.      Emotional Freedom Technique. Sebuah terapi memanfaatkan energi dalam tubuh dengan cara menstimulasi pada titik-titik meridian tubuh untuk memperbaiki aliran energi tubuh. Cara ini merupakan cara yang efektif dan cepat untuk mengatasi tidak hanya kecemasan, tapi juga masalah emosional lainnya.
e.       Hypnotherapy. Sebuah cara pengobatan yang menjangkau pikiran bawah sadar yang merupakan sumber "program kecemasan" tersimpan. Hypnotherapy bisa membenarkan program pikiran yang salah tersebut

I.       Definisi Murottal
Murottal adalah rekaman suara Al-qur’an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-qur’an). Murottal juga dapat diartikan sebagai lantunan ayat-ayat suci Al-qur’an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-qur’an), direkam dan diperdengarkan dengan tempo yang lambat serta harmonis (Siswantinah, 2011).
Murotal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya. Mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an yang dibacakan secara tartil dan benar, akan mendatangkan ketenangan jiwa. Lantunan ayat-ayat Al-qur’an secara fisik mengandung unsur-unsur manusia yang merupakan instrumen penyembuhan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endofrin alami, meningkatkan perasaan rileks, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas gelombang otak (Widayarti, 2011).

J.      Manfaat Terapi Murottal
Siswantinah (2011) mengemukakan bahwa lantunan Al-qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon endofrin alami, meningkat perasaan rileks, mengalihkan perhatian, rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Murottal (ayat-ayat Al-qur’an) yang dibacakan dengan tartil mempunyai beberapa manfaat antara lain:
a.       Memberikan rasa rileks  
b.      Meningkatkan rasa rileks
c.       Terapi murottal (membaca Al-qur’an) dapat menyebabkan otak memancarkan gelombang theta yang menimbulkan rasa tenang
d.      Memberikan perubahan fisiologis  
e.       Terapi murottal (membaca Al-qur’an) secara teratur adalah obat nomor satu dalam menyembuhkan kecemasan

K.    Pengaruh Murottal Terhadap Kecemasan
Murottal bekerja pada otak dimana ketika didorong dengan rangsangan terapi murottal maka otak akan memproduki zat kimia yang disebut zat neuropetide. Molekul ini akan menyangkut kedalam reseptor-reseptor dan memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan kenyamanan(Widayarti, 2011). Mendengarkan ayat-ayat suci Al-qur’an, seorang muslim baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang angat besar. Secara umum mereka merasakan adanya penurunan depresi, kesedihan dan ketenangan jiwa (Siswantinah, 2011). Mendengarkan murottal Al-qur’an terdapat juga faktor keyakinan, yaitu agama islam. Umat Islam mempercayai bahwa Al-qur’an adalah kitab suci yang mengandung firman-firmanNya daan merupakan pedoman hidup manusia. Sehingga dengan mendengarkannya akan membawa subjek merasa lebih dekat dengan Tuhan serta menuntun subjek untuk mengingat dan menyerahkan segala permasalahan yang dimiliki kepada Tuhan, hal ini akan menambah keadaan relaks.

L.     Definisi Latihan Nafas Dalam
Latihan nafas dalam adalah cara bernafas yang efektif melalui inspirasi dan ekspirasi untuk memperoleh nafas yang lambat, dalam dan rileks (Anas, 2006).
M.   Tujuan
Tujuan dari terapi relaksasi nafas dalam menurut Aryanti (2007) adalah
1.      Meningkatkan aliran udara dan oksigen dalam darah\
2.      Membantu mengeluarkan gas anastesi yang tersisa didalam jalan nafas
3.      Meningkatkan relaksasi
4.      Mengurangi rasa nyeri
5.      Meningkatkan kualitas tidur
6.      Membantu relaksasi

N.    Cara melakukan (Hendriningsih, 2010).
1.      Bantu pasien ke posisi yang nyaman baik duduk atau berdiri. Apabila pasien memilih duduk, maka bantu pasien duduk di tepi tempat tidur atau posisi duduk  tegak di kursi. Posisi juga bisa semifowler, berbaring di tempat tidur dengan punggung tersangga bantal.
2.      Instruksikan pasien untuk meletakkan kedua telapak tangan berhadapan satu sama lain, dibawah dan sepanjang batas bawah tulang rusuk anterior (depan). Letakkan ujung jari tengah kedua telapak tangan saling bersentuhan. Demonstrasikan pada pasien.
3.      Minta pasien mengambil nafas dalam secara lambat, menghirup melalui hidung. Minta pasien untuk merasakan bahwa kedua jari tengah tangan terpisah selama menarik nafas (inspirasi). Minta pasien menahan nafas sampai hitungan ketiga.
4.      Minta pasien perlahan-lahan menghembuskan nafas melalui mulut (diantara bibir). Katakan pada pasien bahwa kedua ujung jari tengahnya akan bersentuhan kembali.
5.      Ulangi latihan nafas dalam ini sebanyak 3 sampai 5 kali.
6.      Instruksikan pasien melakukan nafas dalam perlahan sebanyak 10 kali setiap 2 jam pada saat pasien terjaga selama periode paska operasi sampai pasien dalam melakukan mobilisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anas. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
Aryanti, N.P. 2007. Terapi Modalitas Keperawatan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.
Effendy. 2015. Pengaruh Murrotal Alquran terhadap kecemasan di masyarakat wilayah kerja puskesmas bintang kota Kupang. Jurnal Keperawatan Esa, 2:14-26.
Heryanto. 2014. National Safety Council Manajement Stress. Jakarta : EGC.
Hendriningsih. 2010. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri Terhadap Penurunan Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Betung Kabupaten Pali. Universitas Respati Yogyakarta.
Indonesia Hypnosis Association. 2013. Anxiety Disorder (Kecemasan). Diakses tanggal 25 September 2018 dari http://www.hypnosis45.com/kecemasan.htm.
Kaldie. 2012. Hubungan Kecemasan Lansia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Porisplawat Tangerang. Universitas Esa Unggul
McCaffery. 1998. Nurses knowledge of mental heatlh. Nursing Journal, 14:3.
Silvia. A., 2007. Patofisiologi Jilid I. Jakarta: EGC
Siswantinah. 2011. Pengaruh Terapi Murrotal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Skripsi Universitas Muhamadiyah Semarang.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Varcarolis et al. 2007. Foundation of Pshiciatric Mental Health Nursing. Saunders Elsavier: USA.
Wade, C & Tavris, C. 2008. Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Widayarti. 2011. Pengaruh Baca Al-Quran Terhadap Intensitas Kecemasan Pasien Syndroma Koroner Akut Di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Unplublished Thesis Universitas Padjajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.
Indonesia Hypnosis Association. 2013. Anxiety Disorder (Kecemasan). Diakses tanggal 27 Agustus 2018 dari http://www.hypnosis45.com/kecemasan.htm.
Lynda juall carpenito & moyet. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC.
Silvia. A., 2007. Patofisiologi Jilid I. Jakarta: EGC
Wade, C & Tavris, C. 2008. Psikologi. Jakarta: Erlangga.

No comments:

Post a Comment