SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Topik
: Manajemen
Ansietas : Teknik Relaksasi dan Distraksi
Sasaran : Masyarakat yang
mengalami ansietas terhadap hipertensi
Tempat :
Hari/
Tanggal:
Waktu : 09:30
– 10:00 WIB
Penyuluh :
A. Latar Belakang Masalah
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal pada pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi sering ditemukan
biasanya menyerang pada dewasa awal, dewasa akhir, hingga lansia. Salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi
adalah kecemasan (Kaldie, 2012).
Kecemasan atau ansietas adalah perasaan takut yang tidak
jelas dan tidak didukung oleh situasi (Videbeck, 2008).Ansietas adalah respons
emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan
dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati, 2005).
Stuart dan Laraia (2012)
aspek positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju
perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Pada keadaan lanjut perasaan
cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.
Manajemen ansietas merupakan suatu proses
atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik secara kolaboratif ataupun secara
individu pada pasien guna mengontrol atau mengurangi ansietas serta
mengendalikan rasa cemas yang di rasa oleh pasien. Manajemen ansietas penting dilakukan dan
paling tidak harus mendapat perhatian dari petugas perawat atau petugas
kesehatan lainnya untuk mengurangi keluhan cemas pada pasien.
Pengendalian cemas pada pasien dapat mengurangi keluhan serta resiko
lain akibat dari cemas. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan
cara mengajarkan teknik relaksasi berupa nafas dalam, Distraksi (pengalihan) berupa mendengarkan
Immurotal Qur’an yang berguna
mengurangi resiko ansietas pada pasien.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu
bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara
maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002).
Relaksasi merupakan metode yang efektif
terutama pada pasien yang mengalami ansietas. Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk
menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang
baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan
seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang
mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi
menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan
ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot
(McCaffery, 1998).
Selain teknik relaksasi, tindakan keperawatan
lainnya untuk menangani masalah kecemasan berupa teknik distraksi dengan
murrotal (mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an), karena teknik distraksi
merupakan tindakan untuk mengalihkan perhatian. terapi murrotal Al-Quran dapat
mempercepat proses penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh Ahmad Al-Kahdi di
Florida menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-Qur’an
memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf
reflektif (Effendy, 2015)
Dari hasil survey yang
dilakukan terhadap masyarakat diwilayah kerja puskesmas Pauh kelurahan Pisang kecamatan pauh padang. Dari 15 kepala keluarga (KK) terdapat 7 kk yang
menderita hipertensi yang
sedang mengkonsumsi obat. Berdasarkan hal tersebut kami ingin memberikan
penyuluhan tentang tentang manajemen ansietas dengan
relaksasi untuk mengurangi ancietas pada pasien penyakit kronis kardiovaskuler terutama hipertensi.
B. Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mengetahui cara
mengatasi ansietas dengan teknik relaksasi.
2.
Tujuan
Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan masyarakat mampu :
a. Memahami pengertian ansietas
b. Memahami tanda dan gelaja ansietas
c. Memahami tingkatan ansietas
d. Memahami pengertian manajemen ansietas: teknik relaksasi
e. Memahami macam-macam teknik relaksai
f. Memahami manfaat
dan tujuan dilakukannya teknik relaksasi
g. Mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan tekhnik murrotal Al-Quran
C. Materi
Terlampir
D. Pelaksanaan Kegiatan
1.
Topik
Manajemen Ansietas : Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Dan Teknik Distraksi Murrotal Al-Quran
2.
Sasaran/Target
a. Sasaran
: Penderita hipertensi yang mengalami kecemasan (10 peserta)
b. Target
: Penderita hipertensi yang mengalami kecemasan di ...................
3.
Metode
a. Ceramah
b. Tanya
Jawab
c. Diskusi
d. Demonstrasi
4.
Media
dan Alat
a. Proyektor
b. Laptop
c. Slide
Presentasi
d. Leaflet
5.
Waktu
dan Tempat
Hari/ Tanggal :
Tempat :
Jam :
Waktu : Menit
6.
Pengorganisasian
a. Moderator :
b. Pemateri :
c. Observer :
d. Fasilitator :
Rincian
deskripsi tugas
a.
Peran
Moderator
· Membuka
dan menutup acara.
· Memperkenalkan
diri
· Menetapkan
tata tertib acara penyuluhan.
· Menjelaskan
tujuan dan topik penyuluhan.
· Menjelaskan
kontrak waktu.
· Menjelaskan
kontrak bahasa
· Menjaga
kelancaran acara.
· Memimpin
diskusi.
b. Peran
Pemateri
· Menyajikan
materi penyuluhan
· Menjawab pertanyaan dari peserta
c. Peran
Observer
· Mengamati
jalannya kegiatan.
· Mengevaluasi
kegiatan.
· Mencatat
prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
d. Peran
Fasilitator
· Memfasilitasi lancarnya kegiatan penyuluhan
· Bersama
moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi penyuluhan
· Memotivasi
peserta kegiatan dalam bertanya
7.
Setting
Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
8.
Kegiatan
Penyuluhan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluhan
|
Kegiatan Audiens
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan
topik dan tujuan penyuluhan.
- Menjelaskan kontrak
waktu
|
- Menjawab salam
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
|
2.
|
40 menit
|
Pelaksanaan
- Menggali pengetahuan
peserta tentang tekanan darah tinggi
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Menjelaskan
pengetahuan peserta tentang tekanan darah tinggi, tanda dan gejala,
penyebab, dan akibat.
- Menggali pengetahuan
peserta tentang ansietas
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Menyebutkan
pengertian ansietas, tanda dan gejala dan tingkatan ansietas
- Menggali pengetahuan
peserta tentang manajemen ansietas
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Menyebutkan
pengertian manajemen ansietas
- Menyebutkan pengertian
teknik relaksasi nafas dalam
- Menggali
pengetahuan peserta tentang teknik relaksasi
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Menjelaskan pengetahuan
teknik relaksasi nafas dalam dan murrotal Al-Qur’an
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan peserta
- Mendemonstrasikan
cara teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi mendengarkan murrotal Al-qur’an
- Peserta
penyuluhan mempraktekan cara teknik relaksasi nafas dan menyebutkan
kembali murrotal Al-Qur’an
- Memberi kesempatan
untuk bertanya.
- Menjawab pertanyaan
|
- Mengungkapkan
pendapat
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mengungkapkan
pendapat
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mengungkapkan
pendapat
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mengungkapkan
pendapat
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendemonstrasikan
teknik nafas dalam dan Mempraktekkan
- Bertanya
- Mendengarkan
dan memperhatikan
|
3.
|
15 menit
|
Penutup
- Bersama klien
menyimpulkan materi penyuluhan.
- Melakukan evaluasi
- Menutup penyuluhan dan
memberikan salam
|
- Bersama mahasiswa
menyimpulkan materi penyuluhan
- Menjawab pertanyaan
- Menjawab salam
|
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a.
Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah
direncanakan
b.
Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c.
Pre Planning telah disetujui
d.
75% audien menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi proses
a.
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan
b.
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c.
75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75%
audien :
a. Audien
mampu menyebutkan pengertian ansietas, tanda dan gejala, tingkatan dari ansietas, manajemen
ansietas dan teknik relaksasi
b. Audien
mampu menyebutkan 2 dari
3 macam manajemen ansietas
c. Audien
mampu menyebutkan 3 dari 6
tujuan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi mendengarkan Murrotal Al-Qur’an
d. Audien mampu
mendemonstrasikan cara teknik relaksasi nafas dalam.
H.
Penanganan
Ansietas
Lampiran
A.
Definisi
Hipertensi
Hipertensi adalah nama
lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah kekuatan
aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri).
Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh
aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau
dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya. Hipertensi
(tekanan darah tinggi) adalah tekanan darah yang terus menerus melebihi batas
normal (140/ 90 mmHg) ( Brooker,
2009).
B.
Tanda
dan Gejala Hipertensi
1. Sakit
Kepala
2. Rasa
berat di tengkuk
3. Mudah
emosi/marah
4. Susah
tidur
5. Sesak
nafas
6. Keletihan
7. Mata
berkunang-kunang
8. Berdebar
– debar
(Smeltzer & Bare, 2002)
C.
Penyebab
Hipertensi
1. Keturunan
2. Kegemukan
3. Kebiasaan
merokok
4. Memakan
makanan yang banyak mengandung garam
5. Makanan
berkolesterol tinggi
6. Stress
7. Sakit
gula/kencing manis
(Smeltzer & Bare, 2002)
D.
Akibat
Lanjut Hipertensi
1. Penyakit
Jantung
2. Stroke
3. Penyakit
Ginjal, dll
(Smeltzer & Bare, 2002)
E.
Defenisi
Ansietas
Ansietas merupakan
pengalaman individu yang bersifat subyektif yang sering bermanifestasi sebagai
perilaku yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan “kesulitan” dan
kesusahan terhadap kejadian
yang tidak diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007).
Ansietas menurut Wade & Tavris (2008), adalah sebagai “kesulitan” atau “kesusahan” dan
merupakan konsekuensi yang normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru,
penemuan identitas.
F.
Tanda
Dan Gejala Ansietas
1. Respons
fisik :
Sering napas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi,
gelisah, berkeringat, tremor, sakit kepala, sulit tidur
2. Respons
Kognitif :
Lapang persepsi
menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, berfokus pada apa yang menjadi
perhatiannya
3. Respons
Perilaku :
Gerakan
tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
4. Respons
Emosi :
Menyesal,
iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
distressed, khawatir, prihatin
(Silvia, 2007)
G.
Tingkat
Kecemasan
1. Ansietas
ringan.
Berhubungan
dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan menghasilkan
lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreatifitas.
2. Ansietas
sedang.
Memungkinkan
seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata lain, lapang persepsi terhadap
lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu
dan mengesampingkan hal lain.
3. Ansietas
berat.
Sangat
mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal lain. Semua
perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.
4. Tingkat
panik dari ansietas.
Berhubungan
dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan
kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan
kehidupan, dan juga berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi
kelelahan yang sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini individu sudah tidak
dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun
sudah diberi pengarahan. (Suliswati. 2005)
Penanganan ansietas menurut Heryanto (2014) adalah
1. Banyak
cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan kecemasan ini. Beberapa
terapi yang bisa kita pilih antara lain:
a. Obat
penenang, contohnya antidepresan, antihistamines, Benzodiazepines. Efek samping
pemberian obat dalam jangka panjang yaitu ketergantungan dan gangguan saraf.
b. Teknik
relaksasi yang sistematis pada bagian tubuh, seperti meditasi dan yoga.
c. Cognitive behavioral therapy – membantu
pasien mengenali pikiran yang berkontribusi pada kecemasan. Cara ini biasanya
membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
d. Emotional Freedom Technique. Sebuah
terapi memanfaatkan energi dalam tubuh dengan cara menstimulasi pada
titik-titik meridian tubuh untuk memperbaiki aliran energi tubuh. Cara ini
merupakan cara yang efektif dan cepat untuk mengatasi tidak hanya kecemasan,
tapi juga masalah emosional lainnya.
e. Hypnotherapy.
Sebuah cara pengobatan yang menjangkau pikiran bawah sadar yang merupakan
sumber "program kecemasan" tersimpan. Hypnotherapy bisa membenarkan
program pikiran yang salah tersebut
I.
Definisi Murottal
Murottal adalah rekaman suara
Al-qur’an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-qur’an). Murottal juga
dapat diartikan sebagai lantunan ayat-ayat suci Al-qur’an yang dilagukan oleh
seorang qori (pembaca Al-qur’an), direkam dan diperdengarkan dengan tempo yang
lambat serta harmonis (Siswantinah, 2011).
Murotal merupakan salah satu
musik yang memiliki pengaruh positif bagi pendengarnya. Mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an
yang dibacakan secara tartil dan benar, akan mendatangkan ketenangan jiwa.
Lantunan ayat-ayat Al-qur’an secara fisik mengandung unsur-unsur manusia yang
merupakan instrumen penyembuhan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara
dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endofrin alami, meningkatkan
perasaan rileks, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan
darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas
gelombang otak (Widayarti, 2011).
J.
Manfaat Terapi Murottal
Siswantinah
(2011) mengemukakan bahwa lantunan Al-qur’an secara fisik mengandung unsur
suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang
menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan
hormon-hormon endofrin alami, meningkat perasaan rileks, mengalihkan perhatian,
rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut
nadi, dan aktivitas gelombang otak. Murottal (ayat-ayat Al-qur’an) yang
dibacakan dengan tartil mempunyai beberapa manfaat antara lain:
a. Memberikan rasa rileks
b. Meningkatkan rasa rileks
c. Terapi murottal (membaca
Al-qur’an) dapat menyebabkan otak memancarkan gelombang theta yang menimbulkan
rasa tenang
d. Memberikan perubahan
fisiologis
e. Terapi murottal (membaca
Al-qur’an) secara teratur adalah obat nomor satu dalam menyembuhkan kecemasan
K.
Pengaruh Murottal Terhadap
Kecemasan
Murottal
bekerja pada otak dimana ketika didorong dengan rangsangan terapi murottal maka
otak akan memproduki zat kimia yang disebut zat neuropetide. Molekul ini akan
menyangkut kedalam reseptor-reseptor dan memberikan umpan balik berupa
kenikmatan dan kenyamanan(Widayarti, 2011). Mendengarkan ayat-ayat suci
Al-qur’an, seorang muslim baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat
merasakan perubahan fisiologis yang angat besar. Secara umum mereka merasakan
adanya penurunan depresi, kesedihan dan ketenangan jiwa (Siswantinah, 2011).
Mendengarkan murottal Al-qur’an terdapat juga faktor keyakinan, yaitu agama
islam. Umat Islam mempercayai bahwa Al-qur’an adalah kitab suci yang mengandung
firman-firmanNya daan merupakan pedoman hidup manusia. Sehingga dengan
mendengarkannya akan membawa subjek merasa lebih dekat dengan Tuhan serta
menuntun subjek untuk mengingat dan menyerahkan segala permasalahan yang
dimiliki kepada Tuhan, hal ini akan menambah keadaan relaks.
L. Definisi Latihan Nafas Dalam
Latihan
nafas dalam adalah cara bernafas yang efektif melalui inspirasi dan ekspirasi
untuk memperoleh nafas yang lambat, dalam dan rileks (Anas, 2006).
M. Tujuan
Tujuan dari terapi relaksasi nafas dalam menurut
Aryanti (2007) adalah
1.
Meningkatkan
aliran udara dan oksigen dalam darah\
2.
Membantu
mengeluarkan gas anastesi yang tersisa didalam jalan nafas
3.
Meningkatkan
relaksasi
4.
Mengurangi
rasa nyeri
5.
Meningkatkan
kualitas tidur
6.
Membantu
relaksasi
N. Cara melakukan (Hendriningsih,
2010).
1.
Bantu
pasien ke posisi yang nyaman baik duduk atau berdiri. Apabila pasien memilih
duduk, maka bantu pasien duduk di tepi tempat tidur atau posisi duduk
tegak di kursi. Posisi juga bisa semifowler, berbaring di tempat tidur dengan
punggung tersangga bantal.
2.
Instruksikan
pasien untuk meletakkan kedua telapak tangan berhadapan satu sama lain, dibawah
dan sepanjang batas bawah tulang rusuk anterior (depan). Letakkan ujung jari
tengah kedua telapak tangan saling bersentuhan. Demonstrasikan pada pasien.
3.
Minta
pasien mengambil nafas dalam secara lambat, menghirup melalui hidung. Minta
pasien untuk merasakan bahwa kedua jari tengah tangan terpisah selama menarik
nafas (inspirasi). Minta pasien menahan nafas sampai hitungan ketiga.
4.
Minta
pasien perlahan-lahan menghembuskan nafas melalui mulut (diantara bibir).
Katakan pada pasien bahwa kedua ujung jari tengahnya akan bersentuhan kembali.
5.
Ulangi
latihan nafas dalam ini sebanyak 3 sampai 5 kali.
6.
Instruksikan
pasien melakukan nafas dalam perlahan sebanyak 10 kali setiap 2 jam pada saat
pasien terjaga selama periode paska operasi sampai pasien dalam melakukan
mobilisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anas.
(2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.
Jakarta: EGC.
Aryanti,
N.P. 2007. Terapi Modalitas Keperawatan.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.
Effendy.
2015. Pengaruh Murrotal Alquran terhadap kecemasan di masyarakat wilayah kerja
puskesmas bintang kota Kupang. Jurnal
Keperawatan Esa, 2:14-26.
Heryanto.
2014. National Safety Council Manajement
Stress. Jakarta : EGC.
Hendriningsih.
2010. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri Terhadap Penurunan
Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Betung Kabupaten Pali. Universitas Respati Yogyakarta.
Indonesia Hypnosis Association. 2013. Anxiety Disorder (Kecemasan). Diakses tanggal 25 September 2018 dari http://www.hypnosis45.com/kecemasan.htm.
Kaldie.
2012. Hubungan Kecemasan Lansia Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Porisplawat Tangerang.
Universitas Esa Unggul
McCaffery.
1998. Nurses knowledge of mental heatlh. Nursing Journal, 14:3.
Silvia. A.,
2007. Patofisiologi Jilid I. Jakarta: EGC
Siswantinah.
2011. Pengaruh Terapi Murrotal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik
Yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Skripsi
Universitas Muhamadiyah Semarang.
Smeltzer
& Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Suliswati.
2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Varcarolis
et al. 2007. Foundation of Pshiciatric Mental Health Nursing. Saunders
Elsavier: USA.
Wade, C & Tavris, C. 2008. Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Widayarti.
2011. Pengaruh Baca Al-Quran Terhadap Intensitas Kecemasan Pasien Syndroma
Koroner Akut Di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Unplublished Thesis Universitas Padjajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.
Indonesia Hypnosis Association. 2013. Anxiety Disorder (Kecemasan). Diakses tanggal 27 Agustus 2018 dari http://www.hypnosis45.com/kecemasan.htm.
Lynda juall carpenito & moyet. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta: EGC.
Silvia. A.,
2007. Patofisiologi Jilid I. Jakarta: EGC
Wade, C & Tavris, C. 2008. Psikologi. Jakarta: Erlangga.
No comments:
Post a Comment