Friday, October 5, 2018

Mengenal Hemodialisa, Tindakan Keperawatan Sebelum, saat, dan setelah hemodialisa

Hasil gambar untuk haemodialisa
Hemodialisa
A. Pengertian
Hemodialisa berasal dari kata hemo = darah dan dialisa = pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel ( Pardede, 1996 ).
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001)
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan fungsi tersebut.
Hemodialisis (HD) adalah cara pengobatan / prosedur tindakan untuk memisahkan darah dari zat-zat sisa / racun yang dilaksanakan dengan mengalirkan darah melalui membran semipermiabel dimana zat sisa atau racun ini dialihkan dari darah ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sedangkan darah kembali ke dalam tubuh sesuai dengan arti dari hemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti memindahkan. Hemodialisis dapat di lakukan pada saat toksin harus segera di keluarkanuntuk mnecegah kerusakan permanen atau kematian. Dialisis di lakukan pada ginjal untuk mengeluarkan zat-zat toksik dan limbah tubuh yang dalam keadaan normal diekresikan oleh ginjal yang sehat. Dialisis akut di perlikan bila terdapat kadar kalium yang tinggi atau meningkat. Dialisis kronis atau pemeliharaan di butuhkan pada gagal ginjal kronis.

B. Tujuan
Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain :
1.      Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
2.      Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
3.      Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
4.      Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.

C. Manfaat
1.    Meningkatkan Kualitas Hidup Bagi Penderita Gagal Ginjal Terminal
2.    Meningkatkan Status Fungsional Penderita Gagal Ginjal Terminal Agar Tetap Dalam Kondisi Baik Prima

D. Proses Hemodialisa
Pada proses hemodialisa, darah dialirkan ke luar tubuh dan disaring di dalam ginjal buatan (dialyzer). Darah yang telah disaring kemudian dialirkan kembali ke dalam tubuh. Rata – rata manusia mempunyai sekitar 5,6 s/d 6,8 liter darah, dan selama proses hemodialisa hanya sekitar 0,5 liter yang berada di luar tubuh. Untuk proses hemodialisa dibutuhkan pintu masuk atau akses agar darah dari tubuh dapat keluar dan disaring oleh dialyzer kemudian kembali ke dalam tubuh. Terdapat 3 jenis akses yaitu arteriovenous (AV) fistula, AV graft dan central venous catheter. AV fistula adalah akses vaskular yang paling direkomendasikan karena cenderung lebih aman dan juga nyaman untuk pasien. Sebelum melakukan proses hemodialisa (HD), perawat akan memeriksa tanda – tanda vital pasien untuk memastikan apakah pasien layak untuk menjalani Hemodialysis. Selain itu pasien melakukan timbang badan untuk menentukan jumlah cairan didalam tubuh yang harus dibuang pada saat terapi.
Langkah berikutnya adalah menghubungkan pasien ke mesin cuci darah dengan memasang blod line (selang darah) dan jarum ke akses vaskular pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialyzer dan akses untuk jalan masuk darah ke dalam tubuh. Setelah semua terpasang maka proses terapi hemodialisa dapat dimulai. Pada proses hemodialisa, darah sebenarnya tidak mengalir melalui mesin HD, melainkan hanya melalui selang darah dan dialyzer.
Mesin HD sendiri merupakan perpaduan dari komputer dan pompa, dimana mesin HD mempunyai fungsi untuk mengatur dan memonitor aliran darah, tekanan darah, dan memberikan informasi jumlah cairan yang dikeluarkan serta informasi vital lainnya. Mesin HD juga mengatur cairan dialisat yang masuk ke dialyzer, dimana cairan tersebut membantu mengumpulkan racun – racun dari darah. Pompa yang ada dalam mesin HD berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh ke dialyzer dan mengembalikan kembali ke dalam tubuh.

E. Ketenagaan
Tim terdiri dari :
·      Konsultan ginjal
·      Hipertensi
·      Dokter jaga
·      Perawat sertifikat pelatihan HD
·      Teknisi
·      Ahli Gizi
·      Administrasi
·      Tenaga pendukung lainnya

Kompetensi Perawat
·      Sertifikat pelatihan Ginjal Hipertensi – HD
       Sertifikat pelatihan BHD - BHL
       Resertifikasi setiap 2 tahun
       Uji Kompetensi
       Kredensialing – Komite Keperawatan
·      Surat Penugasan Klinis Kekhususan (SPK) yang di tanda tangan Direktur

F. Konsep Pelayanan HD
·      Dilakukan secara konprehensif (mulai pengkajian - evaluasi)
       Pelayanan dilakukan sesuai Standar Prosedur Operasional HD dan Intruksi Kerja
·      Peralatan yang tersedia harus memenuhi kriteria standar (kalibrasi secara berkala oleh badan terakreditasi)
       Semua tindakan harus terdokumentasi di dalam CPPT/form pemantauan HD dalam rekam medis pasien
       Harus ada sistem monitoring dan evaluasi.
       Persiapan mesin dan peralatan
       Persiapan Pasien
       Pengkajian yang meliputi :
      Kondisi pasien secara umum (mental, fisik)
      Informed consent ( pasien baru dan pasien lama diulang setelah 6 bulan, dst)
      Gelang identitas
      Pemeriksaan fisik (TTV, edema, IDWG, BBK,)
      Nyeri ( Skala VAS)
      Resiko Jatuh ( gelang/ pita kuning)
      Alergi ( gelang / pita merah)
      Nutrisi (malnutrisi)
      Dokumentasi dalam CPPT/form pemantauan HD
·         Masalah keperawatan /Diagnosa Keperawatan
      Sesuai hasil kajian
      Tujuan dan target terukur

       Implementasi (prosedur HD) :
      Teknik streril
      Hand Hygiene ( 5 moment)
      Gunakan APD yang standar ( Gogle, apron, masker, sarung tangan)
      Teknik Punksi dan kanulasi diperhatikan (memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien)
      Pemberian antikoagulansia
      Dokumentasi
      Tindakan inisiasi HD (HD pertama) dilakukan setelah melalui pemeriksaan / konsultasi dengan Dokter SpPD yang telah bersertifikat HD dan dimonitor secara ketat oleh perawat dialisis yang kompeten.
      Setiap tindakan HD terdiri dari :
Persiapan pelaksanaan HD : ± 30 menit
Pelaksanaan HD : 3-5 jam
Evaluasi pasca HD : ± 30 menit
G. Fasilitas Ruang Hemodialisa
·         Memenuhi standar keamanan gedung sesuai aturan pemerintah
·         Tersedia Generator listrik
·         Tersedia fasilitas kebakaran(APAR / Hidran)
·         Tempat penyimpananB3(MSDS & simbol)
·         Jalur Evakuasi dan emergency Call sistem
·         Tempat tidur/kursi pasien harus memiliki pengaman sesuai standar K3RS.
·         Lingkungan aman, nyaman dan privasi pasien terjaga
·         Peralatan medis standar seperti stetoskop, tensimeter, timbangan berat badan, termometer dan sebagainya dengan jumlahsesuai kebutuhan. Troli emergensidan perlengkapan RJP sekurang-kurangnya terdiri dari ambu viva, defibrillator, peralatan suction, endotracheal tube, Monitor EKG, oksimeter
  • Ruang Reuse dan penyimpanan dialiser reuse, peralatan reuse dialiser manual atau otomatis, ruanganpengolahan air (AAMI standard). Ruangan sterilisasi alat ruangan penyimpanan obat &alat/ BMHP (suhu terpantau) Mempunyai sarana pembuangan dan pengolahan limbah medis
H. Peralatan Hemodialisa
1. Arterial – Venouse Blood Line (AVBL)
AVBL terdiri dari :
a) Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut Inlet ditandai dengan warna merah.
b) Venouse Blood Line
Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien disebut outlet ditandai dengan warna biru.Priming volume AVBL antara 100-500 ml. priming volume adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser.
Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen  adalah konektor, ujung runcing,segmen pump,tubing arterial/venouse pressure,tubing udara,bubble trap,tubing infuse/transfuse set, port biru obat ,port darah/merah herah heparin,tubing heparin dan ujung tumpul.

2. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney)
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang /kompartemen,yaitu:
·      Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah
·      Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat
·      Kedua kompartemen dipisahkan oleh membran semipermiabel.
·      Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua samping untuk keluar masuk dialisat.

3. Air Water Treatment
Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol). Air ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang harus dimurnikan dulu dengan cara “water treatment” sehingga memenuhi standar AAMI (Association for the Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis seorang pasien adalah sekitar 120 Liter. 

4. Larutan Dialisat
Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu. Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai).
5. Mesin Haemodialisis
Ada bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.



I.Tindakan Sebelum Hemodialisa Yang Dilakukan Ke Pasien
1.    Surat dari dokter penanggungjawab Ruang HD untuk tindakan HD (instruksi dokter)
2.    Apabila dokter penanggung jawab HD tidak berada ditempat atau tidak bisa dihubungi, surat permintaan tindakan hemodialisa diberikan oleh dokter spesialis penyakit dalam yang diberi delegasi oleh dokter penanggung jawab HD.
3.    Apabila pasien berasal dari luar RS ( traveling ) disertai dengan surat traveling dari RS asal.
4.    Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan HD
5.    Riwayat penyakit yang pernah diderita (penyakit lain)
6.    Keadaan umum pasien
7.    Keadaan psikososial
8.    Keadaan fisik (ukur TTV, BB, warna kulit, extremitas edema +/-)
9.    Data laboratorium: darah rutin,GDS,ureum, creatinin, HBsAg, HCV, HIV, CT, BT
10.     Pastikan bahwa pasien benar-benar siap untuk dilakukan HD.

J.Tindakan Yang Dilakukan Saat Sedang Hemodialisa
1.    Monitor status hemodinamik, elektrolik, dan keseimbangan asam-basa, demikian juga sterilisasi dan sistem tertutup.
2.    Biasanya dilakukan oleh perawat yang terlatih dan familiar dengan protokol dan peralatan yang digunakan. (Nursalam, 2006:32)

K. Tindakan Yang Dilakukan Kepada Pasien Setelah Hemodialisa Dan Dirumah
1.    Berat badan pasien ditimbang bila perlu
2.   Pantau TTV
3.    Spesimen darah post hemodialisa diambil untuk mengetahui kadar elektrolit serum dan zat sisa tubuh. (Baradero, 2008: 136)

Pendidikan kesehatan kepada pasien saat dirumah :
Hal-hal penting dalam program pengajaran mencakup
1.    Rasional dan tujuan terapi dialisis
2.    Hubungan antara obat-obat yang diresepkan dan dialisis
3.    Efek samping obat dan pedoman kapan harus memberitahukan dokter mengenai efek samping tersebut
4.    Perawatan akses vaskuler: pencegahan, pendeteksian dan penatalaksanaan komplikasi yang berkaitan dengan akses vaskuler
5.    Dasar pemikiran untuk diet dan pembatasan cairan: konsekuensi akibat kegagalan dalam mematuhi pembatasan ini
6.    Pedoman pencegahan dan pendeteksian kelebihan muatan cairan
7.    Strategi untuk pendeteksian, penatalaksanaan dan pengurangan gejala pruritus, neuropati serta gejala-gejala lainnya.
8.    Penatalaksanaan komplikasi dialisis yang lain dan efek samping terapi (dialisis, diet yang membatasi, obat-obatan)
9.    Strategi untuk mengangani atau mengurangi kecemasan serta ketergantungan pasien sendiri dan anggota keluarga mereka.
10.    Pilihan lain yang tersedia bagi pasien
11.    Pengaturan finansial untuk dialisis: strategi untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber-sumber.
12.    Strategi untuk mempertahankan kemandirian dan mengatasi kecemasan anggota keluarga.

No
Diagnosa Keperawatan
Pre Hemodialisis
1.
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Intra Hemodialisis
2.
Resiko tinggi terhadap kehilangan akses vaskuler berhubungan dengan perdarahan karena lepas sambungan secara tidak sengaja.
3.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ultrafiltrasi.
4.
Resiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan pemasukan cairan untuk mendukung tekanan darah selama dialisa.
5.
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
Post Hemodialisis
6.
Ansietas berhubungan dengan perubahan dengan status kesehatan atau fungsi peran
7.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi kulit pada sisi pemasangan kateter



No comments:

Post a Comment