A.
Konsep
Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a. Identitas
Klien
Terdiri dari nama,
umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status perkawinan, alamat,
nomor MR, tanggal masuk dan penanggung jawab
b. Riwayat
Kesehatan Dahulu
·
Pasien pernah mengalami
penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara jinak ,hyperplasia
tipikal.
·
Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai
perubahan epitel proliferative mempunyai resiko dua kali lipat biasanya
mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko
empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini
·
Biasanya pasien mempunyai
riwayat pemakaian terapi penggantian hormon dalam waktu yang lama (lebih dari
10-15 tahun)seperti estrogen suplemen.
·
Biasanya klien
mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.
·
Riwayat perokok,
konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan
yang memakai penyedap dan pengawet.
·
Biasanya klien
mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia yang relative
mudah dan menopause pada usia yang
relative lebih tua
·
Biasanya klien
mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan), infertilitas, dan
melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun),
serta tidak menyusui
c. Riwayat
Kesehatan Sekarang
·
Biasanya klien
mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin
lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
·
Klien mengatakan terasa
nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.
·
Klien mengeluh keluar
nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak hamil.
·
Kulit payudara mengerut
seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga
terjadi edema dan piting kulit.
·
Biasanya klien
mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual, muntah, ansietas.
·
Terdapat edema (bengkak)
pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
d. Riwayat
Kesehatan Keluarga
·
Kemungkinan ada
keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak perempuan serta saudara
perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia
kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang
saudara langsung.
·
Tiga atau lebih
keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium.
·
Dua atau lebih keluarga
dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium dibawah 40 tahun.
·
Adanya keluarga dari sisi
yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.
·
Adanya riwayat kanker
payudara bilateral pada keluarga.
e. Pemeriksaan
Fisik
·
Kepala : normal, kepala
tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian
anterior dan oksipital dibagian posterior.
·
Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu
kering, tidak terlalu berminyak.
·
Mata : biasanya tidak
ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada
nyeri tekan.
·
Telinga : normalnya
bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada
gangguan fungsi pendengaran.
·
Hidung : Biasanya
hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung yang
disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah
bermetastase ke paru-paru.
·
Mulut : mukosa bibir
kering, tidak ada gangguan perasa.
·
Leher: tidak terjadi
pembesaran KGB.
·
Thorak :
-Inspeksi
Pada
stadium 1: biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan pada payudara,dengan ukuran 1-2 cm.
Pada
stadium 2: biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga
disebabkan payudara dengan ukuran dengan tumor 2,5-5 cm.
Pada
stadium 3A : biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam payudara besar tumor
5-10 cm.
Pada
stadium 3B : bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan
oleh pembengkakan dan kanker sudah melebar ke seluruh bagian payudara,bahkan
mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan otot dada.
Pada
stadium 4 :Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan dan mestastase jauh keorgan lain seperti paru-paru.
-Palpasi
Pada
stadium 1: biasanya taktil fremitus
pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase keorgan lain
Pada
stadium 2 : biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri
dan kanan karena kanker belum bermetastase keorgan lain
Pada
stadium 3A : biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena
kanker belum bermetastase keorgan lain
Pada
stadium 3B: biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena
kanker belum bermetastase keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan
otot dada .
Pada
stadium 4: biasanya tidak fremitus kiri
dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker sudah metastase ke organ yang
lebih jauh seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru –paru mengalami
kerusakan dan tidak mampu melakukan fungsinya.
Perkusi
Pada
stadium 1: biasanya akan terdengar sonor
pada lapangan paru-paru klien.
Pada
stadium 2: biasanya akan terdengar sonor
pada lapangan paru-paru klien karena kanker belum mengalami metastase.
Pada
stadium 3A: Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum
metastase.
Pada
stadium 3B: biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada
infiltrate paru dimana parenkim paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan
bunyi pekak pada paru-paru paien yang disebabkan pada paru-paru pasien
didapatkan berisi cairan disebut dengan efusi pleura jika kanker telah
bermetastase pada organ paru.
Pada
stadium 4: biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan
pada paru-paru pasien didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura
akibat metastase dari kanker mammae yang berlanjut,dan nafas akan terasa sesak.
-Auskultasi
Pada
stadium 1: biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan pare dan inspirasi
lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas
tambahan tidak ada, seprti ronchi (-) dan wheezing (-)
Pada
stadium 2: biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh
lapangan paru clan inspirasi lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi
dari ekspirasi. Biasanya buni nafas klien juga dapat terdengar bronkovesikuler
dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti ronchi (-) dan
wheezing (-)
Pada
stadium 3 A : Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh
lapangan paru dan inspirasi yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih
tinggi dari ekspirasi, dan bronkovesikuler yaitu pada daerah suprasternal,
interscapula: campuran antara element vaskuler dengan bronchial. Suara nafas
tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan wheezing (-)
Pada
stadium 3 B : biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi
lebih panjang, lebih keras nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan
terdengar dan terdapat suara nafas tambahan seperti: Ronchi dan Wheezing ini
disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, dan mencapai
ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga mengakibatkan terjadinya
penurunan ekspansi paru dan compressive atelektasis.
Pada
stadium 4 :biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi
lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan
terdengar. Dan terdapatsuara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini
disebabkan oleh kanker metastase ke bagian tubuh lainnya seperti parupare
sehingga mengakibatkan terj adnnya penurunan ekspansi paru dan compressive
atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah lobus paru.
·
Hepar : biasanya tidak
ada pembesaran hepar.
·
Mammae (payudara) :
Inspeksi
:Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah
dan payudara mengerut seperti kulit jeruk.
Palpasi
: Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba
pembesaran kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah
ketiak.
·
Ekstremitas: biasanya
tidak ada gangguan pada ektremitas.
f. Pengkajian
11 Fungsional Gordon
·
Persepsi dan Manajemen
:Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
·
Nutrisi – Metabolik : Kebiasaan
diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG.
·
Eliminasi : Biasanya
terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat defekasi,
distensi abdomen dan konstipasi.
·
Aktivitas dan Latihan :Anoreksia
dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena
terjadi kelemahan dan nyeri.
·
Kognitif dan Persepsi :
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
·
Istirahat dan Tidur : Biasanya
klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
·
Persepsi dan Konsep
Diri : Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan
haknya sebagai wanita normal.
·
Peran dan Hubungan : Biasanya
pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya
dalam berinteraksi social.
·
Reproduksi dan Seksual
: Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
·
Koping dan Toleransi
Stress : Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
·
Nilai dan Keyakinan : Diperlukan
pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.
g. Pemeriksaan
Diagnostik
·
Scan (mis, MRI, CT,
gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik
dan evaluasi.
·
biopsi : untuk
mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
·
Penanda tumor
·
Mammografi
·
sinar X dada
2.
Diagnosa
Keperawatan
Berdasarkan
pengkajian diatas kemungkinan dignosa keperawatan yang timbul adalah:
·
Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan proses penyakit
·
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, misalnya; anoreksia
·
Kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
·
Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
·
Kurang pengetahuan
tentang penyakit, perawatan,pengobatan kurang paparan terhadap informasi.
·
Gangguan body image berhubungan
dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
3.
Rencana
Keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1
|
Gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan proses penyakit
|
NOC :
·
Pain Level,
·
Pain control,
·
Comfort level
Kriteria
Hasil :
·
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
·
Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
·
Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
·
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
·
Tanda vital dalam rentang normal
|
NIC :
Pain
Management
· Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
· Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
· Gunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
· Kaji
kultur yang mempengaruhi respon nyeri
· Evaluasi
pengalaman nyeri masa lampau
· Evaluasi
bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
· Bantu
pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
· Kontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
· Kurangi
faktor presipitasi nyeri
· Pilih
dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
· Kaji
tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
· Ajarkan
tentang teknik non farmakologi
· Berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
· Evaluasi
keefektifan kontrol nyeri
· Tingkatkan
istirahat
· Kolaborasikan
dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
· Monitor
penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic
Administration
· Tentukan
lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
· Cek
instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
· Cek
riwayat alergi
· Pilih
analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
· Tentukan
pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
· Tentukan
analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
· Pilih
rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
· Monitor
vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
· Berikan
analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
· Evaluasi
efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
|
2
|
Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, misalnya; anoreksia
|
NOC : Nutritional
Status : food and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
· Adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
· Berat
badan ideal sesuai dengan tinggi badan
· Mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
· Tidak
ada tanda tanda malnutrisi
· Tidak
terjadi penurunan berat badan yang berarti
|
NIC :
Nutrition
Management
· Kaji
adanya alergi makanan
· Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
· Anjurkan
pasien untuk meningkatkan intake Fe
· Anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
· Berikan
substansi gula
· Yakinkan
diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
· Berikan
makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
· Ajarkan
pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
· Monitor
jumlah nutrisi dan kandungan kalori
· Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
· Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition
Monitoring
· BB
pasien dalam batas normal
· Monitor
adanya penurunan berat badan
· Monitor
tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
· Monitor
interaksi anak atau orangtua selama makan
· Monitor
lingkungan selama makan
· Jadwalkan
pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
· Monitor
kulit kering dan perubahan pigmentasi
· Monitor
turgor kulit
· Monitor
kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
· Monitor
mual dan muntah
· Monitor
kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
· Monitor
makanan kesukaan
· Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
· Monitor
pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
· Monitor
kalori dan intake nuntrisi
· Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
· Catat
jika lidah berwarna magenta, scarlet
|
3
|
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan
|
NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes
Kriteria
Hasil :
· Integritas
kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
· Tidak
ada luka/lesi pada kulit
· Perfusi
jaringan baik
· Menunjukkan
pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera
berulang
· Mampu
melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
|
NIC :
Pressure Management
· Anjurkan
pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
· Hindari
kerutan padaa tempat tidur
· Jaga
kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
· Mobilisasi
pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
· Monitor
kulit akan adanya kemerahan
· Oleskan
lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
· Monitor
aktivitas dan mobilisasi pasien
· Monitor
status nutrisi pasien
|
4
|
Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .
|
NOC :
· Anxiety
control
· Coping
Kriteria
Hasil :
· Klien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
· Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
· Vital
sign dalam batas normal
· Postur
tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
|
NIC :
Anxiety
Reduction (penurunan kecemasan)
·
Gunakan pendekatan yang menenangkan
·
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
pelaku pasien
·
Jelaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur
·
Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
·
Berikan informasi faktual mengenai
diagnosis, tindakan prognosis
·
Dorong keluarga untuk menemani anak
·
Lakukan back / neck rub
·
Dengarkan dengan penuh perhatian
·
Identifikasi tingkat kecemasan
·
Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
·
Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
·
Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
·
Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
|
5
|
Kurang pengetahuan tentang penyakit,
perawatan,pengobatan
kurang paparan terhadap informasi
|
NOC
:
· Knowlwdge:
disease process
· Knowledge:
health Behavior
Kriteria
Hasil :
· Pasien
dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan
program pengobatan
· Pasien
dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
· Pasien
dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
|
Teaching :
Dissease Process
§
Kaji
tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit
·
Jelaskan tentang patofisiologi
penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya
·
Sediakan informasi tentang kondisi
klien
·
Berikan informasi tentang perkembangan
klien
·
Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan
atau kontrol proses penyakit
·
Jelaskan alasan dilaksanakannya
tindakan atau terapi
·
Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi
·
Anjurkan klien untuk mencegah efek
samping dari penyakit
·
Gali sumber-sumber atau dukungan yang
ada
·
Anjurkan klien untuk melaporkan tanda
dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan
|
6
|
Gangguan body
image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh
|
· Klien
tidak malu dengan keadaan dirinya.
· Klien
dapat menerima efek pembedahan.
|
·
Diskusikan dengan klien atau orang
terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
·
Rasional : membantu dalam memastikan
masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
·
Tinjau ulang efek pembedahan
·
Rasional : bimbingan antisipasi dapat
membantu pasien memulai proses adaptasi.
·
Berikan dukungan emosi klien.
·
Rasional : klien bisa menerima keadaan
dirinya.
·
Anjurkan keluarga klien untuk selalu
mendampingi klien.
·
Rasional : klien dapat merasa masih
ada orang yang memperhatikannya.
|
Daftar Pustaka
Brunner
& Suddarth. (2001). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Vol 1 .Jakarta : EGC
Brunner
& Suddarth.(2001). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 .Jakarta : EGC.
Closkey
,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing
Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Donengoes
Marilynn E.(2000). Rencana Asuhan
Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien
Edisi 3. Jakarta: EGC.
Johnson,Marion,
dkk. (2000). Nursing Outcome
Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito
Moyet. (2003). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan edisi 10. Jakarta:EGC
Mansjoer,
Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran
Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan,
Doenges E. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien) .Jakarta : EGC
Nugroho
,Taufan. (2011). Asuhan Keperawatan
Maternitas,Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Price
Sylvia, A (1994). Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC.
Rahayu
Wahyu .(2011). Menggali,Mencegah dan
mengobati 35 jenis kanker. Jakarta : Victory Inti Cipta.
Rasjidi
Iman .(2009). Deteksi Dini dan Pencegahan
Kanker. Jakarta : CV Sagung Seto.
Sjamsuhidajat
R.(1997). Buku Ajar Ilmu Bedah,Edisi
Revisi. Jakarta : ECG.
Sjamsulhidayat,
R. dan Wim de Jong. (1998). Buku Ajar Imu
Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer,
Suzanne C. and Brenda G. Bare. (2002). Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. Jakarta : EGC.
Wiley
dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses:
Definition & Classification 2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print
Media Pte Ltd.
No comments:
Post a Comment