Monday, January 21, 2019

Satuan Acara Penyuluhan Latihan Senam Kaki Dalam Penurunan Kekakuan Pada Sendi Kaki


SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik                :Pemberian Latihan Senam Kaki Dalam Penurunan Kekakuan Pada Sendi Kaki
Sasaran          : 
Tempat           :
Hari/ Tanggal: 
Waktu                        : 10:00 - 10:30 WIB
Penyuluh        :

A.  Latar Belakang Masalah
Keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, khususnya di bidang medis dan keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah penduduk lansia meningkat. Saat ini, diseluruh dunia jumlah lansia diperkirakan ada 500  juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Secara Demografi, menurut sensus penduduk tahun 1980 di Indonesia terdapat 5,3 juta orang (4,3%) yang berusia 60 tahun keatas. Pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09%, meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian  bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi, serta meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi (Bandiyah, 2009).
Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Ulliya, dkk, 2009). Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik (physical activity), sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity of daily living atau ADL) (Ulliya dkk., 2009). Memelihara kesehatan untuk hidup yang tidak bergantung dengan orang lain besar kemungkinan harus memprioritaskan kekuatan otot (Broman, 2006).
Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Keadaan ini menyebabkan munculnya  penyakit degeneratif yang merupakan penumpukan distorsi metabolik dan struktural (Darmojo dan Martono, 2009).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak tahan terhadap  jejas, termasuk infeksi. Pada orang lanjut usia, terdapat kemunduran organ tubuh seperti otot, tulang, jantung, dan pembuluh darah, serta sistem saraf yang mengakibatkan orang tua mengalami penurunan keseimbangan.
Senam kaki lansia dan senam otak merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi  permasalahan-permasalahan tersebut karena Senam lansia akan menambah  penguatan otot, daya tahan tubuh, kelenturan tulang dan sendi, sehingga sistem muskuloskeletal yang menurun dapat diperbaiki. Selain itu senam lansia  bermanfaat untuk memelihara kebugaran jantung dan paru (Herawati dan Wahyuni, 2004)
Dari hasil observasi di Wisma Cinta Kasih didapatkan 29 dari 42 lansia yang ditemukan tidak mampu menggerakkan kakinya karena kaku. Kurangnya latihan pada bagian kaki juga menjadi faktor yang penting yang mengakibatkan kekuan. Kekakuan pada kaki tersebut mengakibatkan mobilitas fisik lansia terganggu dan bergantung pada kursi roda saja untuk membantu lansia mobilisasi. Berdasarkan latar belakang diatas penyuluh mengangkat masalah tersebut untuk dapat dijadikan materi ajar penyuluhan lansia dalam menurunkan kekakuan pada sendi.

B.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan lansia dapat mengetahui tentang senam kaki untuk menurunkan kekakuan pada kaki.

2.    Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
a.    Memahami perubahan sistem muskoleskeletal padal lansia
b.    Memahami pengertian senam kaki
c.    Memahami tujuan senam kaki
d.   Memahami dan mempraktikkan langkah-langkah senam kaki

C.  Materi
Terlampir

D.  Pelaksanaan Kegiatan
1.    Topik
Pemberian Latihan Senam Kaki Dalam Penurunan Kekakuan Pada Sendi Kaki
2.    Sasaran/Target
a.    Sasaran : Lansia yang mobilisasi nya terganggu
b.    Target : Lansia yang mengalami kekakuan pada kaki.
3.    Metode
a.    Ceramah,  Modelling, & Remodelling
b.    Tanya Jawab
c.    Diskusi
4.    Media dan Alat
a.    Proyektor
b.    Laptop
c.    Slide Presentasi
d.   Leaflet
5.    Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal     : Jum’at, 26 Oktober 2018
Tempat              
Jam                    : 10:00 s/d 10.30 WIB
Waktu                : 30 Menit

  
6.    Pengorganisasian
a.    Moderator    
b.    Pemateri       
c.    Observer      
d.   Fasilitator      :

Rincian deskripsi tugas:
a.     Peran Moderator
·      Membuka dan menutup acara.
·      Memperkenalkan diri
·      Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
·      Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
·      Menjelaskan kontrak waktu.
·      Menjelaskan kontrak bahasa
·      Menjaga kelancaran acara.
·      Memimpin diskusi.
b.    Peran Pemateri
·      Menyajikan materi penyuluhan
·      Menjawab pertanyaan dari peserta
c.    Peran Observer
·      Mengamati jalannya kegiatan.
·      Mengevaluasi kegiatan.
·      Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.

d.   Peran Fasilitator
·      Memfasilitasi lancarnya kegiatan penyuluhan
·      Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi penyuluhan
·      Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya

7.    Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
 

8.    Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Audiens
1.
5 menit
Pembukaan
-    Memberi salam
-    Memperkenalkan diri

-    Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan.
-    Menjelaskan kontrak waktu

-    Menjawab salam
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
2.
20 menit
Pelaksanaan
-    Menggali pengetahuan peserta tentang perubahan sistem musculoskeletal pada lansia
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menjelaskan pengetahuan peserta tentang perubahan sistem musculoskeletal pada lansia
-    Menggali pengetahuan peserta tentang senam kaki
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menjelaskan tentang senam kaki
 
-    Menggali pengetahuan peserta tentang tujuan senam kaki 
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menyebutkan tujuan senam kaki 

-    Menjelaskan langkah-langkah senam kaki
-    Mencontohkan latihan senam kaki
-    Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mecobakan latihan senam kaki
-    Tanya jawab

-    Mengungkapkan pendapat

-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan


-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Memperagakan

-     Audiens ikut serta dalam mempraktekkan


-    Bertanya

3.
5 menit
Penutup
-    Bersama klien menyimpulkan materi penyuluhan.

-    Melakukan evaluasi
-    Menutup penyuluhan dan memberikan salam

-    Bersama mahasiswa menyimpulkan materi penyuluhan
-    Menjawab pertanyaan
-    Menjawab salam

E.  Evaluasi
1.    Evaluasi struktur
a.    Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b.    Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c.    Pre Planning telah disetujui
d.   75% audien menghadiri penyuluhan
2.    Evaluasi proses
a.    Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b.    Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c.    75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3.    Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien :
a.    Audien mampu menyebutkan perubahan sistem musculoskeletal pada lansia
b.    Audien mampu menyebutkan pengertian senam kaki
c.    Audien mampu menyebutkan 5 dari 6 tujuan senam kaki
d.   Audien mampu mempraktekkan latihan senam kaki

MATERI

A.    PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA LANSIA
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari tulang, sendi, dan otot. Sistem tersebut paling erat kaitannya dengan mobilitas fisik individu. Seiring bertambahnya usia, terdapat berbagai perubahan yang terjadi pada sistem musculoskeletal yang terdiri dari tulang, otot, sendi, dan saraf. Beberapa perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal lansia mencakup perubahan anatomi dan fisiologis. Perubahan tersebut berdampak pada penurunan fungsi tubuh yang akan berlanjut pada penurunan fungsi tubuh secara keseluruhan sehingga kegiatan sehari-hari dapat terganggu. 
Perubahan umum yang terjadi pada sistem muskuloskeletal berupa sarkopenia (kehilangan massa dan fungsi otot) dan osteopenia atau osteoporosis (kehilangan massa tulang) pada usia lanjut ketika tidak diobati akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar untuk populasi lansia dan dapat mengakibatkan hilangnya kemandirian di kemudian hari ( Colón, et al., 2018). Selain itu, beberapa kondisi patologis dapat muncul seperti artritis yang mencakup osteoarthritis (OA), polymyalgia rheumatica (PMR), rheumatoid arthritis (RA), dan gout serta osteoporosis (Tabloski, 2014; Touhy & Jett, 2014). Penyakit-penyakit di atas dapat memperburuk kondisi lansia bahkan sampai mengganggu aktivitas fisik rutin yang biasa dilakukan oleh lansia.
Selain tulang, otot yang dikontrol oleh neuron motorik secara langsung berdampak pada kehidupan sehari-hari. Perubahan fisilogis pada otot yang terjadi pada lansia disajikan dalam tabel berikut ( Colón, et al., 2018).
Perubahan
Efek Fungsional
Peningkatan variabilitas dalam ukuran serat otot
Peningkatan heterogenitas jarak kapiler, karena kapiler dapat hanya terletak di tepi seratà berdampak negatif terhadap oksigenasi jaringan
Kehilangan massa otot
Penurunan kekuatan dan tenaga
Serabut otot (fiber) tipe II menurun
Terjatuh
Infiltrasi lemak
Kerapuhan atau otot melemah
Kelemahan otot terutama otot ekstrimitas bawah dapat menyebabkan gangguan keseimbangan postural. Hal ini dapat mengakibatkan kelambanan bergerak, langkah pendek-pendek, penurunan irama, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan cenderung tampak goyah, susah atau terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset dan tersandung.

B.     SENAM KAKI
1.      Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya luka dan membantu memperlancar peredaran darah pada bagian kaki (Setyoadi & Kushariadi, 2011).
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Misnadiarly, 2006)

2.      Tujuan
a. Latihan menguatkan sendi pergelangan kaki
b. Latihan menguatkan otot kaki
c. Latihan menguatkan otot intrinsik (jari kaki)
d. Memperbaiki sirkulasi darah
e. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
f. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
g. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

3.      Langkah-Langkah Senam Kaki
1.      Dalam posisi duduk
a.       Posisi duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai
 b.      Letakkan tumit di lantai , Jari jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 x.

c.       Letakkan tumit salah satu kaki di lantai angkat telapak kaki lainnya , jari – jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas . Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 x.
                            
d.      Tumit kaki diletakkan di lantai . Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 x.
                           e.       Jari – jari diletakkan di lantai . Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 x.
                               
f.         Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan, turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
g.        Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.
h.        Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
i.          Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
j.          Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
                                

k.        Letakkan sehelai Koran di lantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja.
a.       Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b.      Sebagian Koran disobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
c.       Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh.
d.      Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

                                

DAFTAR PUSTAKA
Colón, C. J., Molina-Vicenty, I. L., Frontera-Rodríguez, M., García-Ferré, A., Rivera, B. P., Cintrón-Vélez, G., & Frontera-Rodríguez, S. (2018). Muscle and Bone Mass Loss in the Elderly Population: Advances in diagnosis and treatment (Vol. 3). doi: 10.7150/jbm.23390
Kushariyadi, Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta.
Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenali Gejala, Menanggulangi dan Mencegah Komplikasi. Ed.1. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Tabloski, P. (2014). Gerontological nursing third edition. USA: Pearson.