Thursday, October 17, 2019

Obat Diabetes Oral


OBAT DIABETIC ORAL
Diabetes melitus tipe 2 adalah suatu kondisi ketika kadar gula darah dalam tubuh seseorang di atas normal, yang disebabkan gangguan pada hormon insulin yang mengatur kadar gula darah. Pada diabetes melitus tipe 2, terjadi resistensi insulin. Maksudnya, insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas tidak dapat bekerja secara maksimal membawa gula dari darah ke dalam sel untuk diubah menjadi energi.
Jika diet dan perubahan gaya hidup tetap tidak mampu mengontrol kondisi pasien diabetes melitus tipe 2, maka akan diberikan terapi dengan obat-obatan oral alias diminum. Dokter akan memberikan satu jenis obat terlebih dahulu. Namun jika terapi dengan satu jenis obat tetap tidak dapat mengontrol kadar gula darah pasien, maka akan dilakukan kombinasi dengan obat oral lainnya.
Obat diabetik oral merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang diresepkan bagi penderita diabetes. Obat Penurun Glukosa Darah bukanlah hormon insulin yang diberikan secara oral. Obat diabetik oral bekerja melalui beberapa cara untuk menurunkan kadar glukosa darah. Obat-obatan ini dapat membantu penyandang diabetes melitus untuk menggunakan insulinnya sendiri dengan lebih baik dan menurunkan pelepasan glukosa oleh hati.
Hingga saat ini, ada bermacam-macam golongan obat oral untuk terapi diabetes melitus tipe 2. Semua golongan obat tersebut memiliki cara kerja yang berbeda, demikian pula efektivitas dan efek sampingnya.
Berdasarkan cara kerjanya, obat diabetes oral terbagi dalam lima golongan :
A.  Memicu Produksi Insulin
1.    Golongan Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang. Namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. Untuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan penggunaan sulfonilurea kerja panjang.
Mekanisme kerja utamanya adalah untuk meningkatkan pengeluaran insulin daripada pankreas. Obat ini akan berikatan dengan reseptor sulfonilurea yang akan menginhibisi efluks ion kalium melalui kanalnya sehingga menyebabkan depolarisasi. Depolarisasi akan membuka kanal kalsium yang menyebabkan influx kalsium dan pelepasan insulin.
Contoh obat yang ada dalam golongan ini adalah gliclazide, glimepiride, dan glibenclamide. Obat golongan sulfonilurea bekerja menstimulasi sel beta-pankreas, untuk memproduksi lebih banyak insulin. Penggunaan sulfonilurea erat dengan efek samping hipoglikemia, sehingga biasanya tidak dianjurkan pada pasien lanjut usia (geriatri). Obat golongan ini umumnya adalah terapi lini kedua dan pemberiannya dikombinasikan dengan metformin.
Obat ini telah digunakan dalam menangani hipoglikemia pada penyandang diabetes melitus tipe 2 selama lebih dari 40 tahun. Mekanisme kerja obat ini cukup rumit. Ia bekerja terutama pada sel beta pankreas untuk meningkatkan produksi insulin sebelum maupun setelah makan. Sel beta pankreas merupakan sel yang memproduksi insulin dalam tubuh.
 Sulfonilurea sering digunakan pada penyandang diabetes yang tidak gemuk di mana kerusakan utama diduga adalah terganggunya produksi insulin. Penyandang yang tepat untuk diberikan obat ini adalah penyandang diabetes melitus tipe 2 yang mengalami kekurangan insulin tapi masih memiliki sel beta yang dapat berfungsi dengan baik. Penyandang yang biasanya menunjukkan respon yang baik dengan obat golongan sulfoniurea adalah usia saat diketahui menyandang diabetes melitus lebih dari 30 tahun,  menyandang diabetes diabetes melitus lebih dari 5 tahun, berat badan normal atau gemuk, gagal dengan pengobatan melalui pengaturan gaya hidup, perubahan pengobatan dengan insulin dengan dosis yang relatif kecil.

2.    Golongan Glinid
Meglitinide merupakan bagaian dari kelompok yang meningkatkan produksi insulin (selain sulfonilurea). Maka dari itu ia membutuhkan sel beta yang masih berfungsi baik. Repaglinid dan Nateglinid termasuk dalam kelompok  ini,  mempunyai efek kerja cepat, lama kerja sebentar, dan digunakan untuk mengontrol kadar glukosa darah setelah makan. Repaglinid diserap secara cepat segera setelah dimakan, mencapai kadar puncak di dalam darah dalam 1 jam.
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post prandial.

B.  Meningkatkan Kerja Insulin (Sensitivitas Terhadap Insulin)
1.      Golongan Biguanid
Metformin adalah salah satu obat diabetes melitus yang mungkin paling ‘terkenal’. karena termasuk golongan biguanida. Metformin adalah first line alias obat lini pertama yang akan diberikan  kepada penderita diabetes melitus tipe 2. Jika dengan metformin kadar gula darah tetap tidak terkontrol, barulah biasanya metformin dikombinasikan dengan golongan obat lainnya. Metformin bekerja menghambat glukoneogenesis alias pembentukan glukosa di hati. Metformin biasanya cukup dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien, dengan efek samping pada saluran pencernaan.
Biguanida yaitu metformin yang cara kerjanya tidak bergantung kepada sel beta namun bekerja dengan:
·      Menurunkan glukoneogenesis renal dan hepar
·      Memperlahankan absorpsi glukosa dari gastrointestinal dengan meningkatkan konversi glukosa pada laktat oleh enterosit
·      Stimulasi glikolisis secara direk dengan meningkatkan pembuangan glukosa dari darah
·      Menurunkan kadar glukagon dalam plasma.

Sebanyak 25% dari penyandang diabetes yang diberikan metformin dapt mengalami efek samping pada saluran pencernaan, yaitu rasa tak nyaman di perut, diare dan rasa seperti logam di lidah. Pemberian obat ini bersama makanan dan dimulai dengan dosis terkecil dan meningkatkannya secar perlahan dapat meminimalkan kemungkinan timbulnya efek samping. Obat ini tidak seharusnya diberikan pada penyandang dengan gagal ginjal, hati, jantung dan pernafasan.
Metformin dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi. Obat-obatan oral mungkin gagal untuk mengontrol gula darah setelah beberapa saat sebelumnya berhasil (kegagagalan sekunder)  akibat kurangnya kepatuhan penyandang atau fungsi sel beta yang memburuk dan / atau terjadinya gangguan kerja insulin (resistansi insulin). Pada kasus-kasus ini, terapi kombinasi metformin dengan sulfonilurea atau penambahan penghamba-glucosidase biasanya dapat dicoba. Kebanyakan penyandang pada akhirnya membutuhkan insulin.
2.      Golongan Tiazolidinedion
Tiazolidindion (pioglitazon) berikatan pada Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-g), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Tiazolidindion dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kelas I-IV karena dapat memperberat edema/retensi cairan dan juga pada gangguan faal hati. Pada pasien yang menggunakan tiazolidindion perlu dilakukan pemantauan faal hati secara berkala. Golongan rosiglitazon sudah ditarik dari peredaran karena befek sampingnya.
Saat ini terdapat 2 tiazolinedion di Indonesia yaitu rosiglitazon dan pioglitazon. Obat golongan ini memperbaiki kadar glukosa darah dan menurunkan hiperinsulinaemia (tingginya kadar insulin)  dengan meningkatkan kerja insulin (menurunkan resistensi insulin) pada  penyandang diabetes melitus tipe 2. Obat golongan ini juga menurunkan  kadar trigliserida da asam lemak bebas.
Golongan ini lazim juga disebut the glitazones. Contoh yang paling sering digunakan adalah pioglitazone. Obat golongan ini bekerja meningkatkan uptake alias masuknya gula dari darah ke dalam sel. Obat ini biasanya diberikan dengan kombinasi bersama metformin dan sulfonilurea. Selain itu, tidak dapat diberikan kepada pasien dengan kondisi gagal jantung. Pasalnya, obat golongan ini memiliki efek samping meningkatkan penumpukan cairan di dalam tubuh yang akan memperberat kerja jantung.


C.  Penghambat Glukoneogenesis
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa perifer. Terutama dipakai pada penyandang diabetes gemuk. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin >1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia (misalnya penyakit serebro-vaskular, sepsis, renjatan, gagal jantung). Metformin dapat memberikan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada saat atau sesudah makan. Selain itu harus diperhatikan bahwa pemberian metformin secara titrasi pada awal penggunaan akan memudahkan dokter untuk memantau efek samping obat tersebut.

D.  Penghambat Absobsi Gula/ Penghambat Enzim Alfa Glukosidase
Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. Acarbose tidak menimbulkan efek samping hipoglikemia. Penghambat kerja enzim alfa-glukosidase seperti akarbose, menghambat penyerepan karbohidrat dengan menghambat enzim disakarida di usus (enzim ini bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat). Obat ini terutama menurunkan kadar glukosa darah setelah makan. Efek sampingnya yaitu kembung, buang angin dan diare. Supaya lebih efektif obat ini harus dikonsumsi bersama dengan makanan.
 Obat ini sangat efektif sebagai obat tunggal pada penyandang diabetes melitus tipe 2 dengan kadar glukosa darah puasanya kurang dari 200 mg/dL (11.1 mmol/l) dan kadar glukosa darah setelah makin tinggi. Obat ini tidak mengakibatkan hipoglikemia, dan boleh diberikan baik pada penyandang diabetes gemuk maupun tidak, serta dapat diberikan bersama dengan sulfonilurea, metformin atau insulin.
Alpha-glucosidase adalah suatu enzim pada usus, yang bekerja memecah karbohidrat kompleks menjadi monosakarida, salah satunya glukosa. Contohnya adalah akarbose, yang dengan demikian dapat mengurangi kadar gula yang masuk dari makanan.

E.  Inhibitor DPP-4
Disebut juga golongan gliptin. Contoh obat golongan ini yang sering digunakan adalah sitagliptin, linagliptin, dan vildagliptin. Obat golongan ini bekerja menghambat enzim DPP-4 dalam tubuh. Enzim DPP-4 bekerja menghancurkan hormon incretin, yaitu hormon yang dibutuhkan dalam regulasi gula darah tubuh. Obat ini biasanya adalah terapi lini ketiga, jika gula darah tetap tidak terkontrol dengan metformin dan sulfonilurea.

Golongan SGLT2-Inhibitor
Obat golongan ini bekerja menghambat enzim sodium glucose transporter (SGLT), sehingga akan menghambat penyerapan kembali gula di ginjal. Dengan demikian, gula akan dikeluarkan lewat urine dan kadar gula dalam darah dapat terjaga. Contoh obat golongan ini adalah dapaglifozin.

Thursday, September 19, 2019

Cara Mudah Akses Artikel dari jurnal Bereputasi Nasional dan International



Untuk mencari jurnal terindeks Scopus di sini :
https://www.scopus.com/sources

 Untuk melihat jurnal tersebut masuk kategori Q berapa, lihat di :
https://www.scimagojr.com

Untuk mencari jurnal open access, silahkan cari di
https://doaj.org

Master Journals list yang ada di Clarivate dapat dilihat di:
http://mjl.clarivate.com

Untuk mencari jurnal terakreditasi nasional, silahkan lihat di:
http://sinta.ristekdikti.go.id/journals

Untuk mencari artikel secara gratis (mirip scopus tapi gratis tapi lebih canggih dibanding GS), silahkan menggunakan https://app.dimensions.ai/discover/publication,

Untuk memvisualisasi kata kunci pencarian ilmiah, silahkan menggunakan: https://openknowledgemaps.org

Saturday, August 24, 2019

Chord Andmesh Kamaleng - Hanya Rindu (Mudah)


[Intro]
Am  F  C G F
Dm C/E F  G


[Verse]
  C
Saat ku sendiri
     G
Ku lihat foto dan video
     F               G
Bersamamu yang t'lah lama
      C  F
Kusimpan

   C
Hancur hati ini
    G
Melihat semua gambar diri
         F       G          C
Yang tak bisa ku ulang kembali


[Chorus]
        Am
Kuingin saat ini
   F         C
Engkau ada disini
  G     Am
Tertawa bersamaku
     F         G
Seperti dulu lagi

        Am
Walau hanya sebentar
  F            C  G  Am
Tuhan tolong kabulkanlah
  Dm           F
Bukannya diri ini
           G
Tak terima kenyataan
         ( C )
Hati ini hanya rindu


[Interlude]
C  C/E F G


[Verse]
C
Segala cara
      G
Telah ku coba
     F     G
Agar aku bisa
      C      F  G
Tanpa dirimu hooo

C
Namun semua
G
Ber beda
      F            G
Sulit ku menghapus kenangan
     C
Bersamamu


[Chorus]
        Am
Kuingin saat ini
   F         C
Engkau ada disini
G      Am
Tertawa bersamaku
     F         G
Seperti dulu lagi

        Am
Walau hanya sebentar
  F            C  G  Am
Tuhan tolong kabulkanlah
  Dm        F
Bukan diri ini
           G
Tak terima kenyataan
           F           Am
Hati ini hanya rindu hooo
  C         F      G
Hanya rindu hooo ooo


[Instrumental]
Am  F  C  G Am  F  G


[Chorus]
        Bm
Kuingin saat ini
   G         D
Engkau ada disini
   A    Bm
Tertawa bersamaku
     G         A
Seperti dulu lagi

        Bm
Walau hanya sebentar
  G            D  A  Bm
Tuhan tolong kabulkanlah
  Em           G
Bukannya diri ini
           A
Tak terima kenyataan hoo
  Em           G
Bukannya diri ini
           A
Tak terima kenyataan
           D        D G A
Hati ini hanya rindu hooo
           D         D G A
Hati ini hanya rindu hmmm
                   D
Ku rindu senyummu ibu

Thursday, August 8, 2019

Akreditasi A Prodi S1 Keperawatan di Indonesia "Last Update Agustus 2019"


Kementerian Riset, Teknlogi, dan Pendidikan Tinggi senantiasa bergerak dan berkerja untuk meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi di Indonesia demi menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk mendukung daya saing bangsa. Salah satu instrumen untuk mengukur mutu pendidikan tinggi adalah melalui akreditasi, baik akreditasi program studi maupun akreditasi institusi perguruan tinggi.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan bidang kesehatan merupakan salah satu bidang pendidikan tinggi yang sangat penting dijaga mutunya, karena lulusan di bidang kesehatan akan bersentuhan langsung dengan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu akreditasi sangat penting sebagai tulang punggung untuk menjamin mutu pendidikan tinggi bidang kesehatan yang ada di indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Nasir dalam sambutannya di acara 2nd Annual Meeting LAM-PTKes di Sheraton Gandaria City Jakarta (9/5/2018).

“Didalam penjaminan mutu harus dibentuk lembaga akreditasi yang bernama Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)vyang mencakup seluruh program studi yang ada di Indonesia sepanjang program studi itu tidak mempunyai lembaga akreditasi mandiri, selain itu BAN-PT juga mempunyai tugas yaitu melakukan akreditasi institusi dan mengakreditasi terhadap lembaga,” ujar Menristekdikti.

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) sebagai LAM pertama yang didirikan oleh masyarakat profesi telah menjadi model pengembangan LAM untuk bidang lain. LAM-PTKes diharapkan dapat berkolaborasi dengan Kemenristekdikti dan BAN PT untuk penguatan implementasi SN-Dikti dan SPMI di tiap program studi. “Ini merupakan tahun kedua LAM PT-Kes menjalankan tugas akreditasi mandiri, akreditasi harus bisa menjamin mutu lulusan sesuai dengan kondisi atau yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat,” tutur Nasir.

Read more at https://ristekdikti.go.id/siaran-pers/menristekdikti-akreditasi-pendidikan-tinggi-kesehatan-sangat-penting-untuk-menjaga-mutu-lulusan-tenaga-kesehatan/#frWco33rZoyBOjdp.99


Poin penilaian akreditasi meliputi:
Standar Isi
Standar Proses
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Program Studi
Standar Pembiayaan
Standar Penilaian
Standar Penelitian
Standar Pengabdian Kepada Masyarakat

Poin yang diberikan pada setiap nilai akreditasi adalah
A: 361-400
B: 301-360
C:201- 300

Daftar perguruan tinggi dengan prodi S1 Keperawatan terakreditasi A:
Universitas Brawijaya, Malang masa kadaluarsa akreditasi 2024-03-22
Universitas Jember, Jember masa kadaluarsa akreditasi 2024-03-22
Universitas Sriwijaya, Palembang 2023-07-27
Universitas Sumatera Utara masa kadaluarsa akreditasi 2022-03-04
Universitas Padjadjaran masa kadaluarsa akreditasi 2022-06-22
Universitas Diponegoro masa kadaluarsa akreditasi 2021-10-01
Universitas Muhammadiyah Surakarta masa kadaluarsa akreditasi 2021-06-18
Universitas Riau masa kadaluarsa akreditasi 2020-02-28
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta masa kadaluarsa akreditasi 2020-02-28
Universitas Airlangga masa kadaluarsa akreditasi 2020-12-30
Universitas Indonesia masa kadaluarsa akreditasi 2019-12-28
Universitas Muhammadiyah Jakarta masa kadaluarsa akreditasi 2019-12-28
Universitas Gadjah Mada masa kadaluarsa akreditasi 2019-12-28
Universitas Andalas masa kadaluarsa akreditasi 2024

Wednesday, April 10, 2019

Chord Fiersa Besari - Waktu Yang Salah (Mudah / Easy)


Full chord silahkan klik DISINI

Chord Fiersa Besari - Celengan Rindu (Chord dari A)

CHORD FULL KLIK DISINI 

Akreditasi A Prodi S1 Keperawatan di Indonesia "Last Update April 2019"




Kementerian Riset, Teknlogi, dan Pendidikan Tinggi senantiasa bergerak dan berkerja untuk meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi di Indonesia demi menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk mendukung daya saing bangsa. Salah satu instrumen untuk mengukur mutu pendidikan tinggi adalah melalui akreditasi, baik akreditasi program studi maupun akreditasi institusi perguruan tinggi.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan bidang kesehatan merupakan salah satu bidang pendidikan tinggi yang sangat penting dijaga mutunya, karena lulusan di bidang kesehatan akan bersentuhan langsung dengan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu akreditasi sangat penting sebagai tulang punggung untuk menjamin mutu pendidikan tinggi bidang kesehatan yang ada di indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Nasir dalam sambutannya di acara 2nd Annual Meeting LAM-PTKes di Sheraton Gandaria City Jakarta (9/5/2018).
“Didalam penjaminan mutu harus dibentuk lembaga akreditasi yang bernama Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)vyang mencakup seluruh program studi yang ada di Indonesia sepanjang program studi itu tidak mempunyai lembaga akreditasi mandiri, selain itu BAN-PT juga mempunyai tugas yaitu melakukan akreditasi institusi dan mengakreditasi terhadap lembaga,” ujar Menristekdikti.
Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) sebagai LAM pertama yang didirikan oleh masyarakat profesi telah menjadi model pengembangan LAM untuk bidang lain. LAM-PTKes diharapkan dapat berkolaborasi dengan Kemenristekdikti dan BAN PT untuk penguatan implementasi SN-Dikti dan SPMI di tiap program studi. “Ini merupakan tahun kedua LAM PT-Kes menjalankan tugas akreditasi mandiri, akreditasi harus bisa menjamin mutu lulusan sesuai dengan kondisi atau yang dibutuhkan oleh industri dan masyarakat,” tutur Nasir.



Read more at https://ristekdikti.go.id/siaran-pers/menristekdikti-akreditasi-pendidikan-tinggi-kesehatan-sangat-penting-untuk-menjaga-mutu-lulusan-tenaga-kesehatan/#frWco33rZoyBOjdp.99

Poin penilaian

Penilaian akreditasi meliputi:
Standar Isi
Standar Proses
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengelolaan Program Studi
Standar Pembiayaan
Standar Penilaian
Standar Penelitian
Standar Pengabdian Kepada Masyarakat


Poin yang diberikan pada setiap nilai akreditasi adalah
A: 361-400
B: 301-360
C:201- 300
NA: <200 font="">


Daftar perguruan tinggi dengan prodi S1 Keperawatan terakreditasi A:

  • Universitas Brawijaya, Malang masa kadaluarsa akreditasi 2024-03-22
  • Universitas Jember, Jember masa kadaluarsa akreditasi 2024-03-22
  • Universitas Sriwijaya, Palembang 2023-07-27
  • Universitas Sumatera Utara masa kadaluarsa akreditasi 2022-03-04
  • Universitas Padjadjaran masa kadaluarsa akreditasi 2022-06-22
  • Universitas Diponegoro masa kadaluarsa akreditasi 2021-10-01
  • Universitas Muhammadiyah Surakarta masa kadaluarsa akreditasi 2021-06-18
  • Universitas Riau masa kadaluarsa akreditasi 2020-02-28
  • Universitas Muhammadiyah Yogyakarta masa kadaluarsa akreditasi 2020-02-28
  • Universitas Airlangga masa kadaluarsa akreditasi 2020-12-30
  • Universitas Indonesia masa kadaluarsa akreditasi 2019-12-28
  • Universitas Muhammadiyah Jakarta masa kadaluarsa akreditasi 2019-12-28
  • Universitas Gadjah Mada masa kadaluarsa akreditasi 2019-12-28

Tuesday, February 26, 2019

Chord andmesh Kemang - Cinta Luar Biasa dasar (mudah)

Intro : C..G/B Am..
        F Em  Dm G..

      C
Waktu pertama kali
         Am
Ku lihat dirimu hadir
  Dm
Rasa hati ini
         G
Inginkan dirimu..

     C
Hati tenang mendengar
      Am
Suara indah menyapa
      Dm
Geloranya hati ini
           G
Tak ku sangka..

*)
   F                 G
Rasa ini.. tak tertahan..
  F                  G
Hati ini..slalu untukmu..

Reff:
        C           -G/B  Am
  Terimalah lagu ini dari orang biasa
       Dm                  G
  Tapi cintaku padamu luar biasa
      Am
  Aku tak punya bunga
 -G   F               -Em
  Aku tak punya harta
          Dm          Em
  Yang ku punya hanyalah
            F
  Hati yang setia
    G       F  Em Dm G
  Tulus padamu..

     C
Hari-hari berganti
      Am
Kini cintapun hadir
    Dm
Melihatmu memandangmu
         G
Bagai bidadari..

       C
Lentik indah matamu
      Am
Manis senyum bibirmu
      Dm
Hitam panjang rambutmu
       G
Anggun terikat..

*)
   F                 G
Rasa ini.. tak tertahan..
  F                  G
Hati ini..slalu untukmu..

Reff:
        C           -G/B  Am
  Terimalah lagu ini dari orang biasa
       Dm                  G
  Tapi cintaku padamu luar biasa
      Am
  Aku tak punya bunga
 -G   F               -Em
  Aku tak punya harta
          Dm          Em
  Yang ku punya hanyalah
            F
  Hati yang setia
    G       F   G
  Tulus padamu..ooo..
  F    G
  ..huuu…

        C           -G/B  Am
  Terimalah lagu ini      hemm..
       Dm          G
  dari orang biasa..

Reff: [Overtune]
        D           -A/C# Bm
  Terimalah lagu ini dari orang biasa
       Em                  A
  Tapi cintaku padamu luar biasa
      Bm
  Aku tak punya bunga
 -A   G               -D/F#
  Aku tak punya harta
          Em          D/F#
  Yang ku punya hanyalah
            G
  Hati yang setia

  A       Em          D/F#
  Yang ku punya hanyalah
            G    A
  Hati yang se..tia..

  D -A/C# Bm

      G          D/F#
  Terimalah cintaku
            Em    A
  yang luar biasa huuu
            D
  Tulus padamu..
  

Monday, January 21, 2019

Satuan Acara Penyuluhan Latihan Senam Kaki Dalam Penurunan Kekakuan Pada Sendi Kaki


SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik                :Pemberian Latihan Senam Kaki Dalam Penurunan Kekakuan Pada Sendi Kaki
Sasaran          : 
Tempat           :
Hari/ Tanggal: 
Waktu                        : 10:00 - 10:30 WIB
Penyuluh        :

A.  Latar Belakang Masalah
Keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, khususnya di bidang medis dan keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah penduduk lansia meningkat. Saat ini, diseluruh dunia jumlah lansia diperkirakan ada 500  juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Secara Demografi, menurut sensus penduduk tahun 1980 di Indonesia terdapat 5,3 juta orang (4,3%) yang berusia 60 tahun keatas. Pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09%, meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian  bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi, serta meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi (Bandiyah, 2009).
Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Ulliya, dkk, 2009). Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik (physical activity), sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (activity of daily living atau ADL) (Ulliya dkk., 2009). Memelihara kesehatan untuk hidup yang tidak bergantung dengan orang lain besar kemungkinan harus memprioritaskan kekuatan otot (Broman, 2006).
Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Keadaan ini menyebabkan munculnya  penyakit degeneratif yang merupakan penumpukan distorsi metabolik dan struktural (Darmojo dan Martono, 2009).
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak tahan terhadap  jejas, termasuk infeksi. Pada orang lanjut usia, terdapat kemunduran organ tubuh seperti otot, tulang, jantung, dan pembuluh darah, serta sistem saraf yang mengakibatkan orang tua mengalami penurunan keseimbangan.
Senam kaki lansia dan senam otak merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi  permasalahan-permasalahan tersebut karena Senam lansia akan menambah  penguatan otot, daya tahan tubuh, kelenturan tulang dan sendi, sehingga sistem muskuloskeletal yang menurun dapat diperbaiki. Selain itu senam lansia  bermanfaat untuk memelihara kebugaran jantung dan paru (Herawati dan Wahyuni, 2004)
Dari hasil observasi di Wisma Cinta Kasih didapatkan 29 dari 42 lansia yang ditemukan tidak mampu menggerakkan kakinya karena kaku. Kurangnya latihan pada bagian kaki juga menjadi faktor yang penting yang mengakibatkan kekuan. Kekakuan pada kaki tersebut mengakibatkan mobilitas fisik lansia terganggu dan bergantung pada kursi roda saja untuk membantu lansia mobilisasi. Berdasarkan latar belakang diatas penyuluh mengangkat masalah tersebut untuk dapat dijadikan materi ajar penyuluhan lansia dalam menurunkan kekakuan pada sendi.

B.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan lansia dapat mengetahui tentang senam kaki untuk menurunkan kekakuan pada kaki.

2.    Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan lansia mampu :
a.    Memahami perubahan sistem muskoleskeletal padal lansia
b.    Memahami pengertian senam kaki
c.    Memahami tujuan senam kaki
d.   Memahami dan mempraktikkan langkah-langkah senam kaki

C.  Materi
Terlampir

D.  Pelaksanaan Kegiatan
1.    Topik
Pemberian Latihan Senam Kaki Dalam Penurunan Kekakuan Pada Sendi Kaki
2.    Sasaran/Target
a.    Sasaran : Lansia yang mobilisasi nya terganggu
b.    Target : Lansia yang mengalami kekakuan pada kaki.
3.    Metode
a.    Ceramah,  Modelling, & Remodelling
b.    Tanya Jawab
c.    Diskusi
4.    Media dan Alat
a.    Proyektor
b.    Laptop
c.    Slide Presentasi
d.   Leaflet
5.    Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal     : Jum’at, 26 Oktober 2018
Tempat              
Jam                    : 10:00 s/d 10.30 WIB
Waktu                : 30 Menit

  
6.    Pengorganisasian
a.    Moderator    
b.    Pemateri       
c.    Observer      
d.   Fasilitator      :

Rincian deskripsi tugas:
a.     Peran Moderator
·      Membuka dan menutup acara.
·      Memperkenalkan diri
·      Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
·      Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
·      Menjelaskan kontrak waktu.
·      Menjelaskan kontrak bahasa
·      Menjaga kelancaran acara.
·      Memimpin diskusi.
b.    Peran Pemateri
·      Menyajikan materi penyuluhan
·      Menjawab pertanyaan dari peserta
c.    Peran Observer
·      Mengamati jalannya kegiatan.
·      Mengevaluasi kegiatan.
·      Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.

d.   Peran Fasilitator
·      Memfasilitasi lancarnya kegiatan penyuluhan
·      Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi penyuluhan
·      Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya

7.    Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan
 

8.    Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Audiens
1.
5 menit
Pembukaan
-    Memberi salam
-    Memperkenalkan diri

-    Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan.
-    Menjelaskan kontrak waktu

-    Menjawab salam
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
2.
20 menit
Pelaksanaan
-    Menggali pengetahuan peserta tentang perubahan sistem musculoskeletal pada lansia
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menjelaskan pengetahuan peserta tentang perubahan sistem musculoskeletal pada lansia
-    Menggali pengetahuan peserta tentang senam kaki
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menjelaskan tentang senam kaki
 
-    Menggali pengetahuan peserta tentang tujuan senam kaki 
-    Memberikan reinforcement atas tanggapan peserta
-    Menyebutkan tujuan senam kaki 

-    Menjelaskan langkah-langkah senam kaki
-    Mencontohkan latihan senam kaki
-    Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mecobakan latihan senam kaki
-    Tanya jawab

-    Mengungkapkan pendapat

-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan


-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mengungkapkan pendapat
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Mendengarkan dan memperhatikan
-    Memperagakan

-     Audiens ikut serta dalam mempraktekkan


-    Bertanya

3.
5 menit
Penutup
-    Bersama klien menyimpulkan materi penyuluhan.

-    Melakukan evaluasi
-    Menutup penyuluhan dan memberikan salam

-    Bersama mahasiswa menyimpulkan materi penyuluhan
-    Menjawab pertanyaan
-    Menjawab salam

E.  Evaluasi
1.    Evaluasi struktur
a.    Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b.    Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c.    Pre Planning telah disetujui
d.   75% audien menghadiri penyuluhan
2.    Evaluasi proses
a.    Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b.    Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c.    75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3.    Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien :
a.    Audien mampu menyebutkan perubahan sistem musculoskeletal pada lansia
b.    Audien mampu menyebutkan pengertian senam kaki
c.    Audien mampu menyebutkan 5 dari 6 tujuan senam kaki
d.   Audien mampu mempraktekkan latihan senam kaki

MATERI

A.    PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA LANSIA
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari tulang, sendi, dan otot. Sistem tersebut paling erat kaitannya dengan mobilitas fisik individu. Seiring bertambahnya usia, terdapat berbagai perubahan yang terjadi pada sistem musculoskeletal yang terdiri dari tulang, otot, sendi, dan saraf. Beberapa perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal lansia mencakup perubahan anatomi dan fisiologis. Perubahan tersebut berdampak pada penurunan fungsi tubuh yang akan berlanjut pada penurunan fungsi tubuh secara keseluruhan sehingga kegiatan sehari-hari dapat terganggu. 
Perubahan umum yang terjadi pada sistem muskuloskeletal berupa sarkopenia (kehilangan massa dan fungsi otot) dan osteopenia atau osteoporosis (kehilangan massa tulang) pada usia lanjut ketika tidak diobati akan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar untuk populasi lansia dan dapat mengakibatkan hilangnya kemandirian di kemudian hari ( Colón, et al., 2018). Selain itu, beberapa kondisi patologis dapat muncul seperti artritis yang mencakup osteoarthritis (OA), polymyalgia rheumatica (PMR), rheumatoid arthritis (RA), dan gout serta osteoporosis (Tabloski, 2014; Touhy & Jett, 2014). Penyakit-penyakit di atas dapat memperburuk kondisi lansia bahkan sampai mengganggu aktivitas fisik rutin yang biasa dilakukan oleh lansia.
Selain tulang, otot yang dikontrol oleh neuron motorik secara langsung berdampak pada kehidupan sehari-hari. Perubahan fisilogis pada otot yang terjadi pada lansia disajikan dalam tabel berikut ( Colón, et al., 2018).
Perubahan
Efek Fungsional
Peningkatan variabilitas dalam ukuran serat otot
Peningkatan heterogenitas jarak kapiler, karena kapiler dapat hanya terletak di tepi seratà berdampak negatif terhadap oksigenasi jaringan
Kehilangan massa otot
Penurunan kekuatan dan tenaga
Serabut otot (fiber) tipe II menurun
Terjatuh
Infiltrasi lemak
Kerapuhan atau otot melemah
Kelemahan otot terutama otot ekstrimitas bawah dapat menyebabkan gangguan keseimbangan postural. Hal ini dapat mengakibatkan kelambanan bergerak, langkah pendek-pendek, penurunan irama, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan cenderung tampak goyah, susah atau terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset dan tersandung.

B.     SENAM KAKI
1.      Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya luka dan membantu memperlancar peredaran darah pada bagian kaki (Setyoadi & Kushariadi, 2011).
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi (Misnadiarly, 2006)

2.      Tujuan
a. Latihan menguatkan sendi pergelangan kaki
b. Latihan menguatkan otot kaki
c. Latihan menguatkan otot intrinsik (jari kaki)
d. Memperbaiki sirkulasi darah
e. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
f. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
g. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

3.      Langkah-Langkah Senam Kaki
1.      Dalam posisi duduk
a.       Posisi duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai
 b.      Letakkan tumit di lantai , Jari jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 x.

c.       Letakkan tumit salah satu kaki di lantai angkat telapak kaki lainnya , jari – jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas . Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 x.
                            
d.      Tumit kaki diletakkan di lantai . Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 x.
                           e.       Jari – jari diletakkan di lantai . Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 x.
                               
f.         Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan, turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
g.        Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.
h.        Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
i.          Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
j.          Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
                                

k.        Letakkan sehelai Koran di lantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja.
a.       Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b.      Sebagian Koran disobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
c.       Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh.
d.      Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

                                

DAFTAR PUSTAKA
Colón, C. J., Molina-Vicenty, I. L., Frontera-Rodríguez, M., García-Ferré, A., Rivera, B. P., Cintrón-Vélez, G., & Frontera-Rodríguez, S. (2018). Muscle and Bone Mass Loss in the Elderly Population: Advances in diagnosis and treatment (Vol. 3). doi: 10.7150/jbm.23390
Kushariyadi, Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan Pada Klien Psikogeriatrik. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta.
Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus: Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenali Gejala, Menanggulangi dan Mencegah Komplikasi. Ed.1. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Tabloski, P. (2014). Gerontological nursing third edition. USA: Pearson.