BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pneumonia merupakan salah satu penyakit
infeksi pada anak yang seriusdan merupakan salah satu penyakit infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) yang paling banyak meyebabkan kematian pada balita. Pneumonia menyebabkan empatjuta
kematian pada anak balita di dunia dan 30% dari seluruh kematian yangterjadi
(Machmud, 2006).
Pneumonia adalah radang paru yang
disebabkan oleh bakteri dengan gejalapanas tinggi disertai batuk berdahak,
napas cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit),sesak, dan gejala lainnya
(sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang) (Riskesdas, 2013).
Pneumonia masih merupakan pembunuh
utama balita di seluruh dunia.Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO) setiap tahunPneumonia membunuh
balita sebanyak satu juta sebelum ulang tahun pertamamereka, lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah kematian akibat penyakitAIDS, Malaria dan
Tuberkulosis. Hal ini sangat tragis karena Pneumonia merupakan penyakit yang
dapat dicegah dan diobati. Di negara berkembangPneumonia disebut sebagai the forgotten disease atau “penyakit yang terlupakan”karena begitu banyak korban yang
meninggal karena Pneumonia namun sangatsedikit perhatian yang diberikan kepada
masalah ini (Misnadiarly, 2008).
Setiap tahun lebih dari 95% kasus
baru Pneumonia terjadi di negaraberkembang, lebih dari 50% kasus Pneumonia
berada di Asia Tenggara dan Sub-Sahara Afrika. Dilaporkan pula bahwa ¾ kasus
Pneumonia pada balita di seluruhdunia berada di 15 negara. Berdasarkan data
WHO, pada tahun 2008 terdapat 8,8juta kematian anak di dunia, dari jumlah
kematian anak tersebut 1,6 juta kematiananak disebabkan oleh Pneumonia. Kasus
pneumonia di Indonesia mencapai 6 jutajiwa sehingga Indonesia berada di
peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia(WHO, 2008).
Berdasarkan laporan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013menunjukkan bahwa Pneumonia merupakan penyebab
utama kematian bayi (0-11 bulan) sebesar 23,80% dan sebagai penyebab kedua
kematian balita (1–4tahun) yaitu 15,50% menempati urutan
kedua setelah diare dari 10 besarkematian. Rata-rata setiap 83 balita meninggal
setiap hari akibat Pneumonia. Halini menunjukkan bahwa Pneumonia merupakan
penyakit yang menjadi masalahkesehatan masyarakat utama yang berkontribusi
terhadap tingginya angkakematian balita di Indonesia (Riskesdas RI, 2013).
Provinsi Sumatera Barat cakupan
Pneumonia masih dibawah targetnasional yaitu dibawah 80%. Menurut Riskesdas,
penyebab kematian balitakarena Pneumonia merupakan penyebab no. 2 dari seluruh
kematian balitaProvinsi Sumatera Barat prevalensi Pneumonia pada balita yaitu
10,2%(Riskesdas, 2013).
Di Kota Padang kasus
penyakit menularterbanyak pada tahun 2014 adalah kasus ISPA yaitu sebesar 41%
yaitu sekitar 81.619 kasus. Sedangkan jumlah kasus pneumonia yang ditemukan pada balita yaitu 8.979 kasus. Angka ini
sangat besar yaitu dari seluruh kasus pneumonia
di Sumatera Barat sekitar 67% kasus terjadi di Kota Padang. Balita
penderita pneumonia yang ditemukan
dan ditangani sebanyak 1.850 kasus atau sekitar 20,5% (Rahmitri, 2016).
Cakupan penemuan Pneumonia pada
balita di Kota Padang mengalamipeningkatan selama tiga tahun terakhir yaitu
13,49% (394 kasus) pada tahun 2012,meningkat menjadi 13,17% (1182 kasus) pada
tahun 2013, dan 20,6% (1850kasus) pada tahun 2014 (Laporan DKK Padang , 2014).
Berdasarkan laporan tahunan program
P2 ISPA Kota Padang tahun 2015menunjukkan cakupan penemuan Pneumonia balita
paling tinggi terjadi diPuskesmas yaitu sebesar 54,2%. Angka ini menunjukkan
peningkatandari tahun sebelumnya, paada tahun 2013 cakupan penemuan Pneumonia
balitasebesar 29,93% (246 kasus) dan pada tahun 2014 sebesar 45,1% (371
kasus)(Laporan DKK Padang, 2015).
Berdasarakan pencapaian kasus
pneumonia di Puskesmas Ambacang dari bulan Januari sampai Maret 2018 didapatkan
364 penderita pneumonia pada balita terdapat di Kelurahan Pasar Ambacang
sebanyak 162 orang, Kelurahan Anduring sebanyak 104 orang, Kelurahan Lubuk
Lintah 64 orang dan Kelurahan Ampang 54 orang.
Departemen Kesehatan (Depkes)
menyatakan faktor risiko yangberhubungan dengan kejadian Pneumonia terbagi atas
dua kelompok besar yaitufaktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
instrinsik meliputi umur, jeniskelamin, status gizi, berat badan lahir rendah,
status imunisasi, pemberian ASI,dan pemberian vitamin A. Faktor ekstrinsik
meliputi kepadatan tempat tinggal,polusi udara, tipe rumah, ventilasi,
kelembaban, letak dapur, jenis bahan bakar,penggunaan obat nyamuk, asap rokok,
penghasilan keluarga serta faktor ibu baikpendidikan, umur ibu, maupun
pengetahuan ibu (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan keadaan intrinsik yang
menyebabkan Pneumonia yaitu angkacakupan pemberian vitamin A pada balita, Kota
Padang masih rendah cakupannyapada tahun 2013 yaitu 81,8%. Begitu juga dengan
cakupan pemberian ASIEkslusif hanya sebesar 62,40%. Dinas Kesehatan Kota Padang
menemukan balitadengan berat badan di bawah garis merah (BGM/) atau dengan
indikator BB/Usebanyak 487 balita (0.91%) yang ditemukan di posyandu di seluruh
wilayahkerja puskesmas se kota Padang (Laporan DKK Padang, 2013).
Faktor ekstrinsik yang menyebabkan
Pneumonia seperti persentase rumahsehat, rumah tangga ber-PHBS, di Kota Padang
masih belum mencapai target.Persentase cakupan rumah sehat sebesar 81%.
Persentase rumah tangga ber-PHBS di Puskesmas ialah 56% dari rumah tangga yang
diperiksa,persentase rumah sehat ialah 79,3%. Kebiasaan tidak merokok di dalam
rumahmasih rendah yaitu sebesar 55,8% (Laporan DKK Padang, 2013).Berdasarkan
uraian dalam latar belakang diatas maka penyuluh akan mengadakan penyuluhan
kesehatan mengenai pneumonia.
B. Tujuan umum
Setelah
diberikan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui serta menerapkan perilaku
untuk mencegah terjadinya pneumonia pada anak dan mampu untuk melakukan
perawatan dirumah pada anak yang menderita pneumonia
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan
tentang Pneumonia
diharapkan peserta penyuluhan dapat :
a. Memahami apa itu pnemonia (100%)
b. Memahami apa penyebab pneumonia pada
balita (100%)
c. Memahami bagaimakah terjadinya pneumonia
pada anak secara benar (80%)
d. Memahami5
dari 7 (80%) tanda dan gejala pneumonia pada anak
e. Memahami
3 (100%)klasifikasi pneumonia pada anak
f. Memahami
5 dari 7 (80%) faktor resiko pneumonia pada anak
g. Memahami
cara penularan pneumonia pada anak (100%)
h. Memahami
4 dari 6 (80%) cara mencegah pneumonia pada anak
i. Memahami
4 dari 6 (80%) cara perawatan dirumah pada anak
D.
Manfaat
1.
Bagi
Puskesmas
Penyuluhan
ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi Puskesmas Ambacang tentang mencegah terjadinya pneumonia pada
anak
2.
Bagi
Peserta
Penyuluhan
ini diharapkan peserta dapat mencegah terjadinya pneumonia pada anak dan mampu untuk
melakukan perawatan dirumah pada anak yang menderita pneumonia
3.
Bagi
Mahasiwa Profesi Ners
Penyuluhan
ini dapat menjadi bekal mahasiwa dalam belajar bagaimana cara memberikan
penyuluhan yang benar kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Pneumonia
adalah peradangan dari parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang
dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam dinding dinding
alveoli dan rongga interstisium yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat
dan atau nafas sesak pada anak usia balita (Ridha, 2014; Pudiastuti, 2011).
Menurut WHO (2014), pneumonia adalah bentuk infeksi pernapasan akut yang
mempengaruhi paru-paru, dimana alveoli paru- paru terisi dengan cairan sehingga
membuat asupan oksigen terbatas untuk bernafas.
B. Etiologi
Berdasarkan studi mikrobiologik
penyebab utama pneumonia anak balita adalah streptococcus
pneumoniae/ pneumococcus (30-50%) dan hemophilus
influenzae type b/ Hib (10-30%), diikuti staphylococcus aureus dan klebsiela pneumoniae pada kasus berat.
Bakteri lain seperti mycoplasma
pneumonia, chlamydia spp, pseudomonas spp, escherichia coli. Pneumonia pada
neonatus banyak disebabkan bakteri gram negatif seperti klebsiella spp dan bakteri gram positif seperti S. Pneumoniae, S. Aureus. Penyebab
pneumonia karena virus disebabkan respiratory
syncytial virus (RSV), diikuti virus influenza A dan B, parainfluenza, human metapneumovirus dan adenovirus.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh bahan-bahan lain misal bahan kimia
(aspirasi makan/susu atau keracunan hidrokarbon pada minyak tanah atau bensin) (Said, 2010).
C.
Patofisiologi
Pneumonia yang dipicu
oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia
lanjut. Pecandu alcohol,
pasien pasca operasi,
orang-orang dengan gangguan
penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah yang paling
berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada
tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena
penyakit, usia lanjut,
dan malnutrisi, bakteri
pneumonia akan dengan cepat
berkembangbiak dan merusak organ paru.
Kerusakan jaringan
paru banyak disebabkan
oleh reaksi imun
dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin
yang dikeluarkan oleh bakteri pada
pneumonia bakterialis dapat
secara langsung merusak
sel-sel sistem pernapasan bawah. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan
dari lobus paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus
paru (tiga di paru kanan, dan dua di paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari
jaringan paru, infeksi dengan cepat menyebar
ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Pneumonia adalah bagian
dari penyakit infeksi
pneumokokus invasif yang merupakan sekelompok penyakit
karena bakteri streptococcus
pneumoniae. Kuman pneumokokus dapat menyerang paru selaput otak, atau
masuk ke pembuluh darah hingga mampu menginfiltrasi organ
lainnya. infeksi pneumokokus invasif bisa berdampak pada
kecacatan permanen berupa
ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi, kelumpuhan,
dan gangguan saraf, hingga kematian.
D.
Tanda
dan Gejala
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului
dengan infeksi saluran napas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan
demam, menggigil suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40°C, sesak napas, nyeri
dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga
hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut,
kurang nafsu makan, dan sakitkepala.
Menurut Misnadiarly (2008), tanda –
tanda penyakit pneumonia pada balita antara lain : batuk nonproduktif, ingus
(nasal discharge), suara yang lemah, penggunaan otot bantu nafas, demam,
cyanosis (kebiruan), thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar, sakit kepala,
kekauan dan nyeri otot, sesak napas, menggigil, berkeringat, lelah, terkadang
kulit menjadi lembab, mual danmuntah.
E.
Klasifikasi
Pneumonia
KelompokUmur
|
Klasifikasi
|
TandaPenyertaselainbatukatausukarbernafas
|
2 bulan -<5 o:p="" tahun="">5>
|
Pneumonia Berat
Pneumonia
Bukan Pneumonia
Tarikandinding
dada bagianbawahkedalam (Chest indrawing)
Nafascepatsesuaidengangolonganumur. (
2 bulan-<1 span="" style="mso-spacerun: yes;"> 1>tahun:
50 kali ataulebih/menit, 1 - <5tahun 40kali="" :="" ataulebih="" menit="" span="">.5tahun>
Tidaknafascepatdantidakadatarikandinding
dada bagianbawahkedalam
<2 bulan="" o:p="">2>
Pneumonia Berat
Bukan Pneumonia
Nafascepat>60
kali ataulebih/menit, atautarikankuatdinding dada bagianbawahkedalam (Chest
indrawing)
Tidakadanafascepatdantidakadatarikandinding
dada bagianbawahkedalam.
( Depkes RI, Dirjen
P2PL, 2009)
F.
Faktor
Resiko Pneumonia
Menurut Notoadmodjo (2010), faktor
risiko dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor risiko ekstrinsik (faktor yang
berasal dari lingkungan yang memudahkan orang terjangkit penyakit) dan faktor
risiko intrinsik (faktor risiko yang berasal dari dalam organisme sendiri).
Berbagai faktor risiko yang
meningkatkan kejadian, beratnya penyakit dan kematian karena pneumonia, yaitu
status gizi (gizi kurang dan gizi buruk memperbesar risiko), pemberian ASI (ASI
eksklusif mengurangi risiko), suplementasi vitamin A (mengurangi risiko),
suplementasi zinc (mengurangi risiko), bayi berat badan lahir rendah (meningkatkan
risiko), vaksinasi (mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar terutama
asap rokok dan asap bakaran dari dapur (meningkatkan risiko).
Maryunani (2010), menyebutkan
terjadinya pneumonia di pengaruhi 3 faktor yitu faktor lingkungan meliputi : pencemaran
udara dalam rumah, fentilasi rumah, kepadatan hunian ; faktor resiko anak
meliputi : umur, BBLR, status gizi, pemberian vitamin A, status imunisasi dan
faktor perilaku meliputi perilaku pencegahan dan penanggulangan penyakit
pneumonia. Faktor resiko meningkatnya angka kejadian dan keparahan penyakit
antara lain : prematuritas, malnutrisi, status sosial ekonomi rendah, terkena
asap secara pasif, dititipkan di penitipan anak, tinggal dirumah yang terlalu
padat, mempunyai riwayat pneumonia (Lalani dan Schneeweiss, 2012).
G. Cara Penularan
Pada umumnya pneumonia termasuk ke
dalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara. Sumber penularan adalah
penderita pneumonia yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin
dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman
penyebab pneumonia kedalam saluran nafas yaitu bersama udara yang dihirup,
disamping itu terdapat juga cara penularan langsung yaitu melalui percikan
droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara kepada
orang di sekitar penderita, transmisi langsung juga bisa melalui ciuman,
memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan
penderita (Azwar,2002).
H. Pencegahan Pneumonia
Mengingat pneumonia adalah penyakit beresiko
tinggi yang tanda awalnya sangat mirip dengan flu, alangkah baiknya para orang
tua tetap waspada dengan memperhatikan cara berikut ini ( misnadiarly,2008) :
1. Menghindarkan
bayi atau anak dari paparan asap rokok, polusi udara, dan tempat keramaian yang
berpotensi penularan.
2. Menghindarkan
bayi atau anak dari kontak dengan penderita ISPA.
3. Membiasakan
memberikanASI.
4. Segeraberobatjikamendapatianakmengalamipanas,batuk,pilek.
Terlebih jika disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya tarikan pada otot diantara
rusuk (retraksi).
5. Periksa
kembali jika dalam dua hari belum menampakkan perbaikan, dan segera ke rumah
sakit jika kondisi anak memburuk.
6. Imunisasi,
untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti imunisasi DPT.
I. Perawatan Di Rumah
Perawatan yang dapat dilakukan keluarga dirumah yaitu
dengan cara :
1.
Tingkatkan pemberian makanan
bergizi
2.
Beri minum lebih banyak dari
biasanya
3.
Bila badan anak panas, kompres
dengan air hangat dan jangan memakai selimut atau pakaian tebal
4.
Bersihkan hidung yang tersumbat
dengan sapu tangan bersih
5.
Minum obat sesuai anjuran petugas
kesehatan
6.
Segera bawa ke petugas / pelayanan
kesehatan bila kondisi balita bertambah parah/memburuk.
BAB III
PRE PLANNING
Metode
yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah, yaitu pemateri menyampaikan
materi penyuluhan tentang Pneumonia, diakhir penyuluhan disediakan waktu untuk
tanya-jawab antara peserta dan pemateri.
A.
Media
dan Alat Peraga
Media dan alat peraga yang digunakan
dalam penyuluhan ini adalah :
1.
Slide Presentation
Power Point
2.
Laptop
3.
Infocus
4.
Leaflet
B.
Pengorganisasian
1.
Pembimbing
:
2.
Moderator
:
Tugas Moderator :
a. Membuka
penyuluhan.
b. Memperkenalan diri
c. Memberitahu pokok bahasan penyuluhan kepada peserta.
d. Kontrak
waktu dengan peserta penyuluhan.
e. Menyampaikan rute atau tahap-tahap dalam penyuluhan.
f. Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan
penyuluhan.
g. Mempersilakan pemateri untuk menyampaikan materi.
h. Membuka sesi tanya-jawab.
i. Mempersilakanpeserta untuk bertanya.
j. Mempersilakan pemateri untuk menjawab pertanyaan
peserta.
k. Merangkum inti presentasi pemateri.
l. Mengucapan terimakasih kepada pemateri dan peserta.
m. Menutup penyuluhan.
3.
Pemateri
:
Tugas Pemateri:
a. Menyampaikan
materi penyuluhan.
b. Menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
4.
Notulen
:
Tugas
Notulen:
a.
Bertanggung-jawab atas
daftar hadir peserta penyuluhan.
b.
Mencatat
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta.
c.
Mencatat
jawaban-jawaban yang disampaikan oleh pemateri.
d.
Membuat rangkuman
materi penyuluhan.
e.
Membuat Laporan
Pertanggung Jawaban (LPJ)setelahterlaksananya penyuluhan.
5.
Fasilitator
: ?
Tugas Fasilitator:
a.
Mempersiapkan dan
bertanggung-jawab atas setting tempat penyuluhan, seperti susunan dan jumlah
meja dan kursi yang digunakan dalam penyuluahan.
b.
Mempersiapakan dan
bertanggung-jawab atas segala media dan alat peraga yang digunakan oleh
pemateri dalam penyuluhan.
c.
Selalu memfasilitasi
semua kebutuhan peserta dalam penyuluhan dan menyesuaikannya dengan kondisi
saat penyuluhan, sehingga penyuluhan berjalan dengan lancar.
6.
Observer
: ?
Tugas Observer :
a.
Memonitor atau memantau
selama berjalannya penyuluhan.
b.
Mengamati reaksi peserta
penyuluhan.
c.
Mengamati keberhasilan
penyuluhanan.
7.
Koordinator
Lapangan : ?
Tugas koordinator
lapangan adalah mengkoordinasi hal-hal yang terjadi pada saat penyuluhan, baik
sebelum, sedang, maupun sesudah penyuluhan.
D.
Tahap
Kegiatan Penyuluhan
No
|
Waktu
|
Kegiatan
penyuluhan
|
Kegiatan
Peserta
|
1
|
5 menit
|
Pembukaan :
·
Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam
·
Memperkenalkan diri dan anggota
kelompok serta pembimbing
·
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·
Menyebutkan materi yang akan diberikan
·
Kontrak Waktu : 1x30 menit
·
Menjelaskan Tata tertib :
-
Peserta mendengarkan materi yang
dijelaskan hingga selesai, apabila ada keperluan keluar maka harus seizin
moderator.
-
Peserta diperbolehkan bertanya saat
materi selesai diberikan.
-
Bila ada peserta yang ingin
meninggalkan tempat penyuluhan harus dengan seizin moderator.
|
Menjawab salam
Mendengarkan
Memperhatikan
|
2
|
15 menit
|
Pelaksanaan :
·
Menggali pengetahuan pasien/keluarga
tentang pengertian pneumonia padaanak
·
Memberikan reinforcement positif atas
jawaban peserta
·
Menjelaskan pengertian pneumonia
padaanak
·
Menjelaskan penyebab pneumonia pada
anak
·
Menjelaskan bagaimana pneumonia bisa
terjadi pada anak
·
Menggali pengetahuan pasien/keluarga
tentang tanda dan gejala pneumonia padaanak
·
Memberikan reinforcement positif atas
jawaban peserta
·
Menjelaskan tanda dan gejala pneumonia
pada anak,
·
mendemonstrasikan kepada peserta untuk
menghitung pernafasan anak,
·
Menjelaskan klasifikasi pneumonia pada
anak
·
Menjelaskan faktor resiko pneumonia
pada anak
·
Menggali pengetahuan pasien/keluarga
tentang cara penularan pneumonia padaanak
·
Memberikan reinforcement positif atas
jawaban peserta
·
Menjelaskan cara penularan pneumonia
pada anak
·
Menjelaskan cara pencegahan pneumonia
·
Menjelaskan perawatan pneumonia
dirumah
|
·
Menjawab
· S
· As
· Mendengarkan&
Memperhatikan
· Mendengarkan&
Memperhatikan s
· Mendengarkan&
Memperhatikan
·
Menjawab
· S
· A
·
· s
·
Mendengarkan&
Memperhatika
·
mendemonstrasikan
·
Menjawab
· S
·
Mendengarkan&
Memperhatikan
·
Mendengarkan &memperhatikan
·
Menjawab
· A
· Mendengarkan&
Memperhatikan
·
Mendengarkan & memperhatikan
·
|
3
|
7 menit
|
Evaluasi
:
·
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
·
Memberikan reward kepada 3 peserta
yang bertanya dahulu
·
Menanyakan kepada peserta penyuluhan
tentang materi yang telah diberikan dan memberikan reinforcement kepada
peserta penyuluhan jika dapat menjawab pertanyaan
|
Bertanya
Menjawab pertanyaan
|
4
|
3 menit
|
Terminasi
:
·
Mengucapkan terimakasih atas peran
serta peserta penyuluhan
·
Mengucapkan salam penutup
·
Menyebarkan leaflet
|
Mendengarkan
Menjawab salam
|
E.
Evaluasi
1. Kriteria
struktur
a. Kontrak
waktu dan tempat diberikan sebelum acara dilaksanakan
b. Pembuatan
SAP, leaflet dikerjakan maksimal 2 hari sebelumnya
c. Penentuan
tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan
d. Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan
2. Kriteria
proses
a. Peserta sangat
antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan berlangsung
b. Peserta
mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Pelaksanaan
kegiatan sesuai SAP yang telahdibuat
d. Pengorganisasian
berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria
hasil
a. Peserta
yang datang dalam penyuluhan ini minimal 10-15 orang
b. Peserta dapat
mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
c. Acara
dimulai tepat waktu tanpa kendala
d. Peserta
mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
Peserta dapat memahami 80% materi yang telah disampaikan
penyuluh dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar.
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
A. Evaluasi Struktur
1. Petugas penyuluhan
Hasil observasi menunjukan bahwa moderator
telah mampu membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
mulai dari pembimbingan akademik, pembimbing klinik dan petugas penyuluhan,
telah menjelaskan tujuan dari penyuluhan, mampu menyebutkan topic yang
diberikan penyaji dan menjelaskan waktu penyuluhan (kontrak waktu) yaitu 30
menit. Moderator mampu mengatur waktu penyuluhan sehingga kontrak waktu
berakhir, akan tetapi tidak sesuai dengan kontrak awal yaitu 40 menit.
2.
Penyaji
Hasil observasi menunjukkan bahwa penyaji telah mampu menyampaikan
atau menyajikan materi penyuluhan dengan sangat baik. Penyaji telah mampu
menguasai materi penyuluhan dengan baik. Sebelum menyampaikan materi maupun
submateripenyaji telah mampu menggali pengetahuanpeserta tentang pneumonia. Dan
peserta mampu berpendapat terhadap materi yang disampaikan. Penyaji mampu
mendorong dan meniongkatkan motivasi peserta untuk menyampaikan materi serta
kesadaran dan partisipasi peserta dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam
berperan untuk menghitung pernafasan cepat. Pertanyaan dari peserta
penyuluhanpun mampu dijawab dan di evaluasi oleh penyaji.
3.
Fasilitator
Hasil observasi menunjukan bahwa fasilitator telah mampu menyiapkan
tempat dan media sebelum penyuluhan dimulai. Telah mampu mengatur teknik acara
sebelum penyuluhan. Namun ada 2 orang peserta penyuluhan yang terlambat tidak
dapat duduk. Selama penyuluhan fasilitator mampu memotivasi sasaran agar
berpartisipasi dalam penyuluhan. Diakhir penyyuluhan fasilitator mampu
membagikan leaflet kepada peserta penyuluhan.
4.
Observer
Hasil observasi menunjukkan bahwa observer mampu mengobservasi
jalannya proses kegiatan. Mampu mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta
diskusi selama kegiatan penyuluhan berlangsung. Mampu melaporkan kepada
pembimbing tentang evaluasi dari penyuluhan.
5.
Peserta
Hasil observasi menunjukkan bahwa peserta hadir sesuai dengan yang
diharapkan. Selama jalannya penyuluhan peserta Nampak focus dan memperhatikan
materi yang dijelaskan.
B. Evaluasi Proses
Hasil evaluasi proses penyuluhan didapatkan peserta mengikuti
penyuluhan sampai selesai. Selama penyuluhan tidak ada peserta yang keluar
masuk. Penyuluhan berjalan tenang dan aman.
C. Evaluasi Hasil
Hasil evaluasi didapatkan:
1.
Peserta hadir sesuai yang diharapakan yaitu 27 orang.
2.
Acara dimulai sedikit terlambat yaitu 08.08 dan lebih dari 30
menit, namun semua susunan acara terlaksana sesuai SAP
3.
Ketersedian tempat sesuai dengan rencana
4.
Setting tempat aman dan nyaman bagi pasien
5.
Ketersediaan media sesuai dengan rencana
6.
Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan sampai selesai
7.
Peserta penyuluhan bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan
penyuluh
8.
Selama penyuluhan tidak ada peserta yang keluar masuk
9.
Penyuluhan berjalan dengan tenang dan aman
10.
80% sasaran mampu memahami tentang pengertian Pneumonia
11.
80% sasaran mampu memahami tentang gejala Pneumonia
12.
Terdapat 2 pertanyaan yang di ajukan oleh peserta yaitu
·
Apa perbedaan penyakit asma dan penyakit pneumonia ?
·
Apakah penyakit pneumonia ini bisa menyerang lansia atau hanya pada
anak-anak saja?
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,
A. ( 2012 ). Pengantar epidemiologi. Edisi Revisi.
Jakarta : Binarupa Aksara
Direktorat
Jenderal P2PL. (2009).Pedoman
pengendalian infeksi saluran pernafasan akut. Jakarta: Depkes RI.
Lalani,
Amina. 2011.Kegawatdaruratan Pediatri. Jakarta : EGC
Misnnadiarly.
(2008). Penyakit infeksi saluran napas
pneumona pada anak balita, orang dewasa, usia Lanjut. Jakarta : Pustaka
Obor Populer.
Murhayati,
A, (2010). Hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap ibu dengan praktik cara perawatan balita yang menderita
ISPA Pneumonia di wilayah kerja puskesmas mojoleban I Kabupaten Sukoharjo.
JurnalKesMaDaSka, Vol 1 no 1, p ; 34-39. Diakses melalui http://jurnalstikes
kusumahusada.ac.id.
Notoatmodjo,
S. (2010). Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Ridha. N. (2014).Buku Ajar Keperawatan
Pada Anak. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Riset
Kesehatan Dasar.(2013). Riset Kesehatan
DasarBadan penelitian dan Pembangunan Kesehatan kementrian Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Riset Kesehatan Dasar.
Rusepno.(2015).
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid1. Jakarta: Universitas Indonesia
Fakultas Kedokteran.
Rustiyanto. E.
(2012). Faktor RisikoKejadian Pneumonia pada balitaSemarang: Universitas
Diponegoro.
Said, M. ( 2010 ). Buku ajar respirologi anak. Jakarta : IDAI